Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri menyampaikan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia hingga ke level 3,75 persen tidak banyak berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak awal 2020 sebesar 125 basis poin (bps).
Menurutnya, kebijakan suku bunga BI yang rendah di saat pandemi Covid-19 ini tidak akan banyak mendorong penyaluran kredit perbankan.
"BI sudah turunkan BI rate, tidak nendang, karena Covid-19. Walaupun bank menyalurkan, tapi pengusaha tidak mau mencairkan," katanya, Kamis (26/11/2020).
Permintaan yang masih rendah ini, kata Faisal, tercermin dari pertumbuhan kredit yang terkontraksi hingga 0,47 persen pada Oktober 2020, pertama kalinya terjadi sejak krisis ekonomi 1998.
Sementara itu, pada periode yang sama, dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang tinggi, sebesar 12,12 persen secara tahunan.
Faisal mengatakan, sisi permintaan masyarakat yang tertekan disebabkan oleh faktor risiko Covid-19, yang ditunjukkan dengan kasus harian yang masih dalam tren peningkatan meski sempat mengalami penurunan pada pertengahan Oktober 2020.
"Ini membuktukan confident pemerintah dalam menangani virus Corona ini rendah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel