Investasi Perikanan Riau Terganjal Keberlanjutan Hilirisasi

Bisnis.com,27 Nov 2020, 16:03 WIB
Penulis: Eko Permadi
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PEKANBARU — Pengembangan sektor perikanan dan kelautan Riau terganjal dukungan sistem hilirisasi yang berkelanjutan. Seperti penyediaan infrastruktur, teknologi dan sumber daya manusia. Akibatnya investor enggan menanamkan modal.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Riau Evarefita mengatakan sebenarnya banyak investor dari seluruh dunia sangat melirik potensi budi daya perikanan di Riau.

“Ini yang selalu mereka tanyakan [investor],” kata Evarefita pada peringatan Hari Ikan Nasional di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Kamis (26/11/2020).

Bekas Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Riau itu menilai keberlanjutan investasi melihat lagi bagaimana dukungan infrastruktur, sumber daya manusia  dan teknologi yang benar-benar mendukung hilirisasi potensi budi daya perikanan.

Riau memiliki potensi budi daya air tawar seluas 91 ribu hektare lebih dan baru dimanfaatkan 3.360 hektare. Artinya masih banyak yang belum digarap.

Begitu juga, potensi budi daya air payau sebesar 80 ribu hektare. Budi daya menggunakan air laut dan air tawar ini  baru dimanfaatkan  sebesar 1.179 hektare atau 1,4 persen.

“Kita harus terus menggesa potensi perikanan baik air tawar atau air payau untuk memberikan peluang diproduksi,” ujar Evarefita.

DPMPTSP Riau mencatat realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing pada triwulan  III  tahun  2020 berdasarkan lima besar sektor usaha yaitu konstruksi sebesar Rp8,41 triliun atau 64,51 persen,  industri makanan  Rp1,59 triliun atau 12,19 persen.

Kemudian Tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1,09 triliun atau 8,41 persen,  Industri kertas dan percetakan Rp704,81 miliar atau 5,41 persen dan Listrik, gas dan air Rp626,38 miliar atau 4,80 persen.

Konsumsi Ikan

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Herman Mahmud menjelaskan masyarakat Riau baru punya kemampuan makan ikan 43 kilogram per kapita per tahun. Sementara secara nasional 54 kg lebih. Kalau dibandingkan dengan Malaysia itu 70 kg, Singapura 80 kg dan Jepang 100 kg.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk makan ikan. Makan ikan lebih baik, lebih bagus, lebih sehat,” kata Herman. “Makan ikan baik untuk kesehatan karena mengandung omega 3.”

Pihaknya mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah mengembangkan panganan yang berbahan ikan misalnya menjadi bakso, nugget dan kerupuk.

Momen Hari Ikan Nasional kali ini dinas sengaja menyediakan panganan yang berasal dari ikan buat tamu. Beberapa yang terhidang seperti ikan patin, udang dan kerang.

“Hari ini tidak ada makan daging, mohon maaf Pak Kadis Peternakan,” ujarnya. (K42)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini