Bisnis.com, JAKARTA – Pemain dompet digital masih berfokus pada pengembangan layanan yang dimiliki. Aktivitas perampingan pemain dompet digital belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwignyo mengatakan dalam bersaingan dengan platform dompet digital lainnya, perseroan lebih memilih fokus pada pengembangan ekosistem digital.
LinkAja berusaha memberi nilai produk yang berbeda kepada penggunanya, melalui kerja sama yang telah terjalin dengan perusahaan ritel raksasa seperti Indomaret dan Alfamart. LinkAja juga memperkuat ekosistemnya di sektor transportasi dan sektor-sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kelengkapan ekosistem dan fitur itu yang membuat LinkAja tidak perlu bersaing tidak sehat untuk akuisisi pengguna,” kata Edward kepada Bisnis.com, Minggu (29/11/2020).
Sementara itu, Head of Corporate Communications Ovo. Harumi Supit mengatakan dalam menghadapi ketatnya persaingan perseroan menerapkan strategi ekosistem terbuka, berkolaborasi dengan banyak platform agar dapat bersama-sama mendorong transformasi digital di seluruh sektor.
Ovo juga menggenjot inovasi dan terobosan untuk meningkatkan kenyamanan, kemudahan dan keamanan semua pengguna, guna menghadapi ketatnya persaingan.
“Ovo terus mengembangkan kemitraan agar bisa menjadi penyedia layanan keuangan digital paling terintegrasi di Indonesia melalui kemitraan strategis dalam layanan asuransi, investasi, dan pinjaman modal,” kata Harumi.
Sementara itu, CEO and Co-founder DANA, Vince Iswara menjelaskan bahwa perseroan saat ini tengah berfokus dalam mendorong transformasi digital. Dana enggan berkomentar mengenai rencana merger dan akuisisi di tengah persaingan yang ketat.
“Dana akan tetap fokus untuk mengembangkan teknologi yang akan menjadi jembatan bagi masyarakat Indonesia menuju transformasi keuangan digital yang makin inklusif di Indonesia,” kata Vince.
Marketing Manager Shopee Pay, Cindy Candiawan menilai bahwa pasar untuk pembayaran digital masih cukup besar. Saat ini Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 1 Triliun Produk Domestik Bruto (PDB).
Kendati demikian, 52 persen masyarakat tidak memiliki akses ke layanan perbankan dan 76 persen transaksi masih dilakukan secara tunai (cash-based).
“ShopeePay percaya bahwa setiap pemain di industri pembayaran digital memiliki peran dalam menciptakan ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan menyeluruh,” kata Cindy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel