Bisnis.com, JAKARTA — Peningkatan porsi unit-linked terhadap total polis di industri asuransi jiwa dinilai turut dipengaruhi oleh melemahnya kinerja pasar modal, sehingga menjadi momentum untuk memulai investasi atau time to buy.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa pada Oktober 2020, produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked mencakup 63,9 persen dari total portofolio industri. Produk tersebut mendominasi dibandingkan dengan polis tradisional yang tidak memiliki muatan investasi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2020, perolehan premi asuransi jiwa mencapai Rp139,35 triliun. Dari jumlah tersebut, maka premi unit-linked berada di kisaran Rp89,04 triliun atau 63,9 persen dari portofolio industri.
Porsi polis unit-linked tercatat meningkat tipis jika dibandingkan dengan 2019, yakni 63,1 persen terhadap total portofolio industri. Berdasarkan data OJK per Oktober 2020, premi asuransi jiwa mencapai Rp152,36 triliun, sehingga premi unit-linked berkisar Rp96,141 triliun.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan bahwa melemahnya kinerja pasar modal, baik itu saham atau reksa dana memicu masyarakat untuk menempatkan investasi di sana. Nilai yang ada di titik rendah membuat masyarakat tertarik untuk mengambil cuan saat kondisi ekonomi berangsur pulih.
Motif itu pun memengaruhi masyarakat untuk membeli unit-linked karena sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Masyarakat memperoleh proteksi asuransi di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekaligus menempatkan investasinya saat ada di titik rendah.
"Kebanyakan membeli unit-linked itu karena time to buy. Ada juga yang baru-baru masuk [beli asuransi], lihat indeks [sedang turun], beli unit-linked," ujar Togar kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Ketertarikan masyarakat bukan hanya memengaruhi peningkatan porsi PAYDI terhadap total portofolio. Kinerja premi unit-linked pun mengalami perlambatan yang lebih rendah dibandingkan dengan premi industri secara keseluruhan.
Perolehan premi industri per Oktober 2020 tercatat turun 8,53 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan premi Oktober 2019. Adapun, catatan premi unit-linked per Oktober 2020 melambat 7,38 persen (yoy) dibandingkan dengan premi unit-linked per Oktober 2019.
Tekanan perekonomian membuat kinerja investasi terkoreksi, yakni pada Januari–September 2020 menjadi negatif Rp17,57 triliun. Jumlah tersebut anjlok, menurun drastis hingga 252,8 persen (yoy) dibandingkan dengan hasil investasi Januari–September 2019 senilai Rp11,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel