Pekerja Semestinya Mampu Miliki Apartemen Sederhana di Jakarta

Bisnis.com,01 Des 2020, 20:11 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Untuk memiliki hunian di Jakarta memang tak mudah. Harga rumah di Jakarta yang terus meningkat tak sebanding dengan naiknya pendapatan setiap tahun.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan bahwa harga rumah di Jakarta tak dipungkiri tetap masih tinggi. Harapan kalangan pekerja untuk memiliki hunian di Jakarta seharusnya dengan apartemen sederhana.

"Ironisnya belum ada kebijakan yang menyasar golongan ini yang notabene di segmen menengah bukan bawah," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).

Menurutnya, untuk golongan masyarakat tanggung, bukan masyarakat menengah ke bawah ini tetap harus diberikan subsidi bentuk bunga untuk meringankan cicilan.

Selain cicilan, bisa juga kerja sama dengan swasta atau BUMN/BUMD untuk menekan harga.

“Jadi, memang ada segmen tanggung yang tidak mau membeli rumah di bawah Rp300 juta, tetapi juga enggak bisa membeli rumah di atas Rp800 juta. Ini yang harus diakomodasi," ucap Ali.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto berpendapat bahwa secara sekilas memang secara umum hunian di DKI termasuk mahal sehingga banyak pekerja yang memilih tinggal di kota-kota sekitar DKI. Hal itu dimaksukan agar mereka dapat memiliki rumah dengan yang mereka miliki.

"Sungguh pun ada biaya pembebasan BPHTB [bea perolehan hal atas tanah dan bangunan] di DKI untuk warga DKI yang nilai propertinya [nilai jual objek pajak/NJOP] kurang dari Rp2 miliar, cukup membantu, tapi sepertinya pada sebagian besar pekerja di DKI kebijakan ini belum cukup untuk menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini