Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan dana pihak ketiga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mulai melandai pada Oktober 2020 karena peningkatan kebutuhan dana untuk membiayai operasional dan bisnis.
Berdasarkan data LPS, dana simpanan di Bank BUMN mencapai Rp2.828 triliun per Oktober 2020 atau turun 2,4% secara month to month, setelah selalu tumbuh positif sejak Mei 2020.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan pada akhir Oktober 2020, penghimpunan DPK Bank Mandiri telah mencapai Rp860,5 triliun atau naik 9,9% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun, secara month on month, DPK yang dihimpun tercatat turun 3,71% dibanding September 2020 lalu.
"Kami memperkirakan salah satu penyebab penurunan DPK secara bulanan ini adalah karena adanya kebutuhan likuiditas nasabah untuk membiayai belanja operasional," katanya, Rabu (2/12/2020).
Namun demikian, Bank Mandiri masih melihat tren kenaikan DPK secara tahunan ini, baik yang bersumber dari dana murah (CASA) maupun deposito, akan berlangsung hingga akhir tahun karena situasi ketidakpastian ekonomi yang saat ini masih terasa. Dari situasi ini, perseroan memperkirakan masyarakat cenderung menyimpan dananya di bank yang memiliki tingkat kecukupan modal dan likuiditas yang baik.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyampaikan DPK BRI di bulan Oktober secara month to month turun 1,3%. Penurunan ini antara lain disumbang oleh penurunan giro di segmen korporasi. Penarikan dana korporasi tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan operasional dan bisnis.
"Sementara itu, tabungan dan deposito tetap tumbuh positif, sehingga likuiditas BRI terjaga dengan baik di level 83,3%," katanya, Rabu (2/12/2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel