Korban Tewas Covid-19 Capai 1,5 Juta, WHO Kecam Negara yang Tak Peduli

Bisnis.com,04 Des 2020, 07:37 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Sekjen PBB Antonio Guterres/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen PBB, Antonio Guterres mengecam sejumlah negara yang masih menolak fakta tentang pandemi Virus Corona dan mengabaikan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal itu disampaikan Guterres saat berpidato di sesi sidang khusus Majelis Umum PBB yang beranggotakan 139 negara kemarin. Wabah Covid-19 yang muncul di Kota Wuhan, China akhir tahun lalu telah menyebar secara global dan sejauh telah menginfeksi hampir 65 juta orang dan menewaskan 1,5 juta jiwa.

Belasan pemimpin dunia telah mengirimkan pernyataan video yang direkam sebelumnya untuk pertemuan dua hari itu.

“Sejak awal, Organisasi Kesehatan Dunia telah memberikan informasi faktual dan panduan ilmiah yang seharusnya menjadi dasar untuk respon global yang terkoordinasi,” kata Guterres seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (4/12/2020).

"Sayangnya, banyak dari rekomendasi ini tidak diikuti. Dan dalam beberapa situasi, ada penolakan fakta dan pengabaian pedoman. Dan ketika negara mengabaikannya maka maka virus menyebar ke segala arah," katanya.

Meski tidak menyebut nama negara, namun tudingan itu tampaknya mengarah pada Amerika Serikat. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump memotong sumbangan dana ke WHO dan mengumumkan rencana untuk mundur dari badan dunia itu. Bahkan AS menuduhnya sebagai boneka China, namun WHO membantah tuduhan itu.

Penarikan diri AS akan berlaku pada Juli tahun depan, tetapi Presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan dia akan membatalkan langkah itu.

Ketegangan berkepanjangan antara Amerika Serikat dan China mencapai titik didih terkait pandemi di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Ini bukan waktunya untuk menunjuk hidung orang lain," kata Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir.

Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memimpin penanganan pandemi.

Guterres pun mendorong vaksin Covid-19 tersedia untuk semua negara dan meminta negara-negara kaya untuk membantu negara berkembang memerangi dan pulih dari pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini