Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia atau AAUI merevisi proyeksi kinerja industri asuransi umum pada akhir tahun ini menjadi paling besar negatif 10 persen. Pemulihan ekonomi yang mulai berjalan membuat industri memiliki optimisme.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Trinita Situmeang menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 masih akan memberikan dampak terhadap asuransi kerugian pada akhir 2020. Kinerja industri pun diyakini masih akan terkontraksi seiring masih lemahnya lini-lini bisnis utama.
Meskipun begitu, menurut Trinita, terdapat perbaikan proyeksi kinerja asuransi umum dari perkiraaan sebelumnya. AAUI meyakini bahwa kontraksi kinerja pada 2020 tidak akan lebih dari 10 persen karena mulai terdapat sinyal perbaikan.
"Kalau bicara prospek kami berharap sampai akhir tahun, kalau ada kontraksi tidak lebih dalam dari pertumbuhan ekonomi, di bawah 10 persen," ujar Trinita dalam konferensi pers kinerja asuransi umum oleh AAUI, Kamis (3/12/2020).
Sebelumnya, berdasarkan hasil stress test, AAUI memproyeksikan catatan top line industri asuransi umum akan terkontraksi 15 persen–25 persen pada akhir 2020. Bahkan, dalam kondisi terburuk perolehan premi industri bisa merosot hingga 30 persen.
Sinyal positif di antaranya terlihat dari pemulihan risk based capital (RBC) industri asuransi umum. Pada Maret 2020, RBC industri terperosok ke titik terendah yakni 297,3 persen, turun dari posisi Desember 2019 sebesar 345 persen, tetapi terus tumbuh dan pada Oktober 2020 mencapai 337 persen atau hampir mendekati posisi akhir tahun lalu.
Berdasarkan catatan AAUI per Januari–September 2020, perolehan premi industri tercatat sebesar Rp53,87 triliun. Nilainya menurun 7 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan premi Januari–September 2019 senilai Rp57,9 triliun.
Adapun, pada periode Januari–September 2020, industri asuransi kerugian membayarkan klaim senilai Rp25,84 triliun, naik 2,57 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp25,19 triliun.
"Tercatat delapan dari empat belas lini asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada kuartal III/2020, di mana penurunan terbesar terjadi di lini kendaraan bermotor yang mencapai 20,9 persen [yoy]," ujar Trinita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel