BI Yakin Perbankan Tetap Ngerem Kredit Tahun Depan

Bisnis.com,07 Des 2020, 19:18 WIB
Penulis: Maria Elena
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut penyaluran kredit yang rendah masih akan menjadi tantangan pada tahun depan.

Asisten Gubernur BI Juda Agung mengatakan saat ini dunia usaha masih melihat ketidakpastian yang tinggi sehingga masih enggan melakukan ekspansi. Dengan demikian, permintaan ke kredit perbankan masih tertahan.

Di sisi lain, perbankan juga cenderung menahan penyaluran kredit karena masih melihat adanya risiko yang tinggi di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Yang jadi persoalan memang masalah kredit, walau bank memiliki likuiditas yang sangat melimpah, tapi belum bisa disalurkan ke sektor riil," katanya, Senin (7/12/2020).

Juda menjelaskan, secara keseluruhan, sistem keuangan masih terjaga hingga saat ini meski dampak dari pandemi memberikan tekanan terhadap kredit bermasalah bank.

"Stabilitas keuangan masih sangat terjaga, likuiditas di bank sangat melimpah, rasio AL/DPK sekitar 30 persen, ketahanan permodalan juga masih sangat kuat," jelasnya.

Dia memandang, pemulihan ekonomi ke depan akan terus terjadi, terutama pada sektor korporasi besar, termasuk UMKM. Sehingga strategi yang akan dilakukan BI dalam mendorong penyaluran kredit adalah dengan mengakomodir kedua sisi tersebut, baik dunia usaha maupun perbankan.

"Bagaimana mendorongnya, kita pertemukan antra sektor-sektor yang bisa mendorong ekonomi ke depan dengan perbankan. Di sektor UMKM juga penting, karena itu kebijakan ke depan harus meng-address UMKM," katanya.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), likuiditas perbankan hingga November 2020 masih berada pada level yang memadai.

Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) per 18 November 2020 tercatat sebesar 33,77 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah secara gross pada Oktober 2020 tercatat sebesar 3,15 persen.

Sementara itu, pada periode Oktober 2002, pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,47 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini