Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Serapan Tenaga Kerja Kembali Naik

Bisnis.com,08 Des 2020, 15:44 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai kehadiran vaksin Covid-19 di Indonesia menstimulus langkah pelaku usaha untuk menyerap kembali tenaga kerja yang dirumahkan selama pandemi sebagai bagian dari rencana kerja 2021.

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memprediksi penyerapan kembali pada 2021 akan dilakukan secara bertahap, karena para pelaku juga masih mengawal ketat mengenai keamanan dan distribusi vaksin tersebut.

“Serapan tenaga kerjanya tergantung, yang pasti kalau dari pelaku usaha tidak mungkin 100 persen langsung terserap pada 2021 nanti, tentunya akan 50 persen dahulu, misalnya target 1--1,5 juta berarti kemungkinan yang terserap kurang lebih setengahnya, yaitu dari 500.000--750.000,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).

Dia pun mengatakan bahwa prediksi tersebut sejalan dengan upaya pelaku usaha untuk mengantisipasi pasar yang pulih secara bertahap.

Selanjutnya, dia pun menaksir bahwa sektor-sektor yang berpeluang untuk segera pulih kembali (rebound) dan menyerap secara besar tenaga kerjanya adalah perhotelan, transportasi, akomodasi, ritel modern, dan tekstil.

“Alasannya, sektor ini sebenarnya tidak bermasalah, tetapi ikut terdampak karena menyesuaikan diri dengan kebijakan dan protokol Covid-19 sehingga mereka tidak ada pilihan lain untuk merumahkan karyawannya, karena permintaan yang ikut menurun,” ujarnya.

Namun, Enny mengatakan bahwa dirinya masih khawatir bahwa kehadiran 1,2 juta vaksin akan memberikan dampak yang signifikan. Pasalnya, Indonesia masih dihadapkan dengan proses Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang memberikan potensi terhadap kenaikan kasus dan cluster baru.

“Bila naik lagi bisa lain cerita, masih belum ada kepastian saat ini,” ujar Enny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini