Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger yang melibatkan dua perusahaan berbasis ride hailing terbesar di Asia Tenggara, yakni PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek dan Grab Holdings Inc. bakal menimbulkan dua konsekuensi yang saling berlawanan. Bisa disukai sekaligus dibenci.
Pekan lalu, isu merger keduanya memasuki babak baru usai diklaim telah menegosiasikan sejumlah poin perjanjian. Sumber Bloomberg, mengatakan bahwa detail akhir kesepakatan tengah dikerjakan di antara para pemimpin paling senior di kedua perusahaan. CEO SoftBank Group Corp., yang merupakan investor utama Grab, Masayoshi Son juga turut bergabung dalam pembicaraan tersebut.
Merger kedua startup dengan nilai terbesar di Asia Tenggara ini kabarnya akan menjadikan Anthony Tan, salah satu pendiri Grab, sebagai CEO entitas tersebut. Namun, eksekutif Gojek hanya akan menjalankan bisnis gabungan baru di Indonesia di bawah nama yang sama. Peran Gojek tampak lebih inferior dibandingkan dengan Grab dalam calon entitas tersebut.