Efikasi Uji Vaksin Biotec Group di Arab Mencapai 86 Persen

Bisnis.com,09 Des 2020, 15:58 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
rnSeorang pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech, yang mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19, dalam tur media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin hasil produksi dari perusahaan China, Biotec Group, berhasil melindungi 86 persen orang dari terpapar Covid-19 pada uji klinis yang dilakukan di Uni Emirat Arab (UEA).

Hasil tersebut merupakan validasi eksternal pertama yang dikeluarkan perusahaan China setelah mendapat kritik karena kurang transparan dalam proses pengembangannya.

Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (9/12/2020), data dari uji klinis mencakup 31.000 sukarelawan di UEA, membuktikan bahwa vaksin tersebut sangat efektif mencegah kasus Covid-19 dengan gejala sedang dan parah, dan tidak memiliki masalah keamanan yang serius.

Validasi dari UEA tersebut mendorong dukungan untuk mengeluarkan persetujuan penuh bagi penggunaan vaksin untuk masyarakat umum dan membantu mendorong perekonomian.

Dikembangkan oleh anak usaha Sinopharm, China National Biotec Group Co. (CNBG), vaksin tersebut telah diberikan kepada ratusan ribu orang di China dengan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA). Namun, vaksin tersebut belum mendapat persetujuan apapun dari regulator obat dan makanan.

Efikasi vaksin sampai 86 persen termasuk dalam daftar vaksin dengan efikasi tertinggi dan paling efektif, membuat vaksin CNBG bisa menjadi pilihan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan vaksin yang dikembangkan negara-negara Barat.

Vaksin CNBG juga sudah dalam jalurnya memenuhi janji Presiden China Xi Jinping untuk membuat vaksin China bisa diakses secara global, sebagai bagian dari upaya memperbaiki citra China, setelah pandemi berawal di salah satu kotanya, Wuhan.

Negara-negara lain seperti Indonesia dan Pakistan juga telah menandatangani perjanjian bersama CNBG dan negara-negara lainnya juga diperkirakan akan segera menyusul, melihat profil vaksinnya yang lebih cocok untuk diberikan di negara berkembang.

Di sisi lain, meskipun vaksin Pfizer dan Moderna menunjukkan efikasi lebih dari 90 persen, keduanya masih mengalami masalah distribusi ke beberapa negara karena untuk penyimpanan vaksinnya perlu ada fasilitas pendingin dengan suhu di bawah titik beku dan truk. Sementara itu, vaksin CNBG bisa didistribusikan dan disimpan di suhu pendingin normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini