Emas Turun dari Level Tertinggi Dua Pekan di Tengah Berita Vaksin

Bisnis.com,09 Des 2020, 12:42 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas turun dari kisaran level tertinggi dalam dua pekan pada Rabu (9/12/2020), menysul kabar perkembangan vaksin di tengah melonjaknya infeksi virus corona dan harapan baru kesepakatan stimulus di AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2021 melemah 0,56 persen atau 10,6 poin ke level US$1.864,40 per troy ounce pada pukul 12.24 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot melemah 0,55 persen atau 10,22 poin ke level US$1.860,34 per troy ounnce.

Regulator AS memberikan indikasi awal bahwa mereka dapat memberikan otorisasi penggunaan darurat vaksin Pfizer Inc., menyebut suntikan itu sangat efektif tanpa masalah keamanan.

Sementara itu, Inggris menjadi negara pertama yang mulai melakukan kampanye imunisasi Covid di dunia barat.

Sementara itu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengajukan proposal stimulus Covid-19 senilai US$916 miliar kepada Ketua DPR Nancy Pelosi. Langkah ini menjadi yang pertama oleh pemerintahan Trump Pilpres AS untuk memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan.

Sementara pengembangan vaksin telah membatasi permintaan aset safe haven, emas batangan masih menuju kenaikan tahunan terbesar dalam satu dekade terakhir.

Bank-bank sentral di dunia memulai gelombang baru pembelian obligasi, dengan Bank Sentral Eropa diharapkan meningkatkan rencana pembeliannya dalam pertemuan kebijakan pada hari Kamis.

“Dengan berakhirnya pemilu AS dan munculnya vaksin, bank sentral dapat mengevaluasi kembali kebijakan mereka terkait dengan efek imunisasi massal dan stimulus dengan urgensi yang lebih rendah,” kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures Pte.

Namun imbal hasil yang sangat rendah dan suku bunga riil negatif diperkirakan akan tetap ada, dan ini akan memberikan dukungan untuk emas dalam jangka panjang,”” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini