Vaksinasi Covid-19, Erick Thohir: Tunggu Izin Penggunaan Darurat

Bisnis.com,12 Des 2020, 18:28 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sebut penyuntikan vaksin Covid-19 kepada yang membutuhkan hanya tinggal menanti izin penggunaan darurat saja sembari memperhatikan hasil pengujian dari negara lain.

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan Indonesia sudah kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang sudah siap digunakan. Namun, pemerintah terangnya masih menanti izin penggunaan darurat.

"Tinggal untuk disuntikan di Indonesia kami perlu emergency uses otority, dimana salah satunya melihat hasil uji klinis di Brazil dan negara lain yang berhasil tambah juga yang di Bandung," ujarnya, Sabtu (12/12/2020).

Dia menuturkan vaksinasi Covid-19 pada tahap awal diutamakan untuk dokter, perawat, TNI, Polri, termasuk pegawai pemerintah.

Erick menegaskan dalam pemberian vaksin pada masyarakat ini tidak ada pemaksaan, yang terpenting baginya, herd immunity tercapai dengan besaran 67 persen populasi sudah diberi vaksin.

"Kembali tak ada pemaksaan vaksinasi, pemerintah menargetkan 67 persen rakyat indonesia tervaksinasi, karena harus menjadi herd imunity supaya bisa saling menjaga," urainya.

Selain itu, Erick menjelaskan bahwa tak ada masalah soal koordinasi dalam mendatangkan vaksin Covid-19 ke Indonesia. Semua vaksin terangnya, tetap melalui validasi dari BPOM, bahkan uji coba Sinovac di Bandung pun melibatkan MUI.

"Jangan terjebak seakan-akan mengirim vaksin tak ada koordinasi dengan BPOM dan MUI. Tidak lho, Sinovac sudah uji coba di Bandung, MUI dan BPOM pun terlibat, BPOM sudah dapat bahan uji klinis 1 dan 2 sehingga vaksin dikirim," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini