Potensi Asing Masuk ke Pasar Modal Indonesia Masih Terbuka hingga Akhir 2020

Bisnis.com,13 Des 2020, 05:38 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Pengunjung menggunakan ponsel memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Jumat (31/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Potensi investor asing untuk masuk ke pasar modal dalam negeri masih terbuka cukup lebar. Hal itu pun diyakini dapat membatasi transaksi jual bersih oleh asing sepanjang tahun berjalan 2020.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada penutupan perdagangan Jumat (11/12/2020) asing tercatat melakukan jual bersih atau net sell sebesar Rp1,307 triliun. Dengan demikian, transaksi asing di pasar modal sepanjang tahun berjalan 2020 tercatat net sell sebesar Rp46,19 triliun.

Adapun, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.938,329, naik tipis 0,08 persen daripada perdagangan sebelumnya. Sepanjang pekan ini, IHSG telah menguat sekitar 1,98 persen dan sempat menembus level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 8 bulan terakhir.

Pada pekan ini, asing tampak memburu saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) untuk dijual.

Di sisi lain, berdasarkan data Bank Indonesia, sepanjang pekan ini (7-10 Desember 2020), total transaksi asing di pasar keuangan domestik secara keseluruhan sebesar Rp1,33 triliun, dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp0,96 triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,37 triliun.

Sepanjang tahun berjalan 2020, asing di pasar keuangan domestik mencatatkan transaksi net sell sebesar Rp143,76 triliun.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia, termasuk Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni, mengatakan dalam risetnya bahwa pihaknya telah melihat adanya sinyal awal dana asing kembali ke pasar ekuitas Indonesia tercermin dari posisi arus asing bersih yang terjadi pada November.

“Kami yakin dana investor asing akan mengalir ke dalam negeri karena kepercayaan yang lebih kuat untuk beralih ke mode risk-on lagi setelah krisis ini dan Indonesia akan melihat potensi kenaikan yang sangat besar di bulan-bulan mendatang,” tulis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, seperti dikutip Jumat (11/12/2020).

Kendati demikian, tampaknya hingga akhir tahun ini pasar modal masih harus menelan kenyataan bahwa transaksi asing masih harus tercatat net sell, menandai empat tahun berturut-turut pasar modal mengalami arus keluar bersih.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa pelemahan dolar AS tampaknya juga akan mendukung indeks komposit dan pasar modal secara keseluruhan untuk bergerak ke arah yang lebih positif.

Mirae Asset menjelaskan bahwa dolar AS yang lebih lemah akan meringankan beban pasar ekuitas, yang kemudian akan meningkatkan neraca transaksi berjalan negara, dan mengurangi biaya keuangan di masing-masing negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Kami perkirakan dolar AS melemah lebih lanjut pada 2021, sehingga pasar modal Indonesia akan outperform pada 2021,” papar Mirae Asset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini