Bisnis.com, JAKARTA -- Bank-bank kecil diperkirakan masih harus berjibaku dengan segmentasi likuiditas pada akhir tahun ini. Meski demikian, hal ini masih belum meningkatkan risiko likuiditas lantaran penyaluran kredit yang sangat konservatif.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dana pihak ketiga di BUKU I dan II masing-masing tercatat Rp41 triliun turun 0,9 persen month-to-month (mtm) dan Rp884 triliun naik 1,3 persen mtm per Oktober 2020.
Sementara itu, dana pihak ketiga di BUKU I dan II justru menunjukkan kinerja lebih baik pada September 2020. Dana masyarakat masing-masing tercatat Rp54 triliun naik 1,6 persen mtm dan Rp860 triliun naik 2,4 persen mtm.
Senior Faculty LPPI Moch. Amin Nurdin mengatakan segmentasi likuiditas perbankan masih cukup tinggi. Meski sempat ada perbaikan pada September, tetapi bank kecil masih harus berupaya keras untuk menggaet kepercayaan nasabah pada akhir tahun ini.
"Menurut saya segmentasi likuiditas ini masih akan bertahan sampai akhir tahun. Sulit untuk membalikkan tren bagi bank kecil," katanya, Senin (14/12/2020).
Dia menjelaskan bank kecil masih belum memiliki kemampuan digital yang cukup untuk kembali menggaet nasabah ritelnya, sehingga peningkatan yang terjadi cenderung menawarkan bunga deposito dan menggerus pendapatan bunga bersih.
Di samping itu, upaya untuk meningkatkan investasi digital tahun ini juga terhambat pandemi dan upaya pemenuhan modal minimum.
Namun, Amin mengatakan tren ini masih belum berisiko dari sisi likuiditas. Bank kecil kompak melakukan rem penyaluran kredit yang membuat loan to deposit ratio turun tajam. Adapun, LDR BUKU I dan II per September 2020 berada pada 79,52 persen dan 81,75 persen.
"Paling yang terasa adalah pendapatan bunga bersih yang semakin turun akibat bunga deposito dan pendapatan bunga kredit yang turun," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel