Hilal Stimulus Mulai Tampak, Wall Street Kembali Menanjak

Bisnis.com,16 Des 2020, 05:27 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat mengakhiri tren negatif selama empat sesi terakhir setelah menguat pada perdagangan Selasa (15/12/2020). Wall Street bangkit setelah Kongres mulai memberikan sinyal persetujuan stimulus yang sudah lama dinantikan pelaku pasar.

Berdasarkan data Bloomberg,indeks S&P 500 ditutup menguat 1,29 persen, rebound dari penurunan terpanjang sejak September 2020. Kemudian indeks Dow Jones dan Nasdaq juga turut naik masing-masing 1,13 persen dan 1,25 persen.

Tren bullish di Wall Street turut membuat sejumlah saham terangkat. Saham Bristol_myers Squibb Co naik setelah Goldman Sachs Group menambah saham pembuat obat itu ke dalam daftar belanja.

Wall Street langsung tancap gas setelah anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik akan menyetujui rancangan undang-undang stimulus yang mencakup paket bantuan US$748 miliar. Stimulus dikucurkan langsung ke dalam sistem perekonomian karena tunjangan sebelumnya mulai habis pada akhir tahun.

"Pelaku pasar benar-benar dibutakan dari kabar buruk [karena ada sentimen stimulus]. Saya tidak terkejut saat pelaku pasar memilih untuk fokus pada kabar baik bahkan saat ada rencana lockdown," ujar Kepala Investasi State Street Global Advisor Olivia Angel seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/12/2020).

Untuk diketahui, virus corona (Covid-19) terus mengamuk di As dan membuat sejumlah kota berencana menerapkan lockdown. Walikota New York Bill de Blasio memperingatkan bahwa setiap orang harus bersiap pada penutupan penuh. 

Kepala Strategi Investasi Ally Invest Lindsey Bell menilai pelaku pasar lebih condong optimis seiring dengan kabar stimulus ketimbang khawatir terhadap rencana lockdown.

“Pelaku pasar ingin melihat kesepakatan lebih cepat daripada nanti mengingat ekspektasi data ekonomi melambat dalam waktu dekat. Jika tidak ada kesepakatan, turbulensi bisa terjadi," ujarnya.

Berikut perkembangan pasar terkini.

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini