Industri Hulu Migas Sumbagsel Salurkan CSR US$4,76 Juta Saat Pandemi

Bisnis.com,17 Des 2020, 10:42 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Kilang Plaju PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Palembang. istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Industri hulu minyak dan gas tercatat masih berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat di Sumatra Bagian Selatan selama masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Sumbagsel hingga kini tercatat anggaran industri hulu migas untuk program tanggung jawab sosial secara total mencapai US$4,76 juta pada 2020.

“Nilai tersebut memang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, namun industri hulu migas berkomitmen untuk terus menyalurkan program CSR mereka di tengah tantangan bisnis selama masa pandemi ini,” kata Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo, baru-baru ini.

Adiyanto mengatakan anggaran CSR tahun 2020 tersebut terbagi dalam program pengembangan masyarakat (PPM) senilai total US$4,23 juta dan program ekonomi senilai US$527.883 yang ditujukan untuk UMKM.

Menurut dia selama 4 tahun terakhir terdapat sebanyak 99 usaha yang telah mendapat pembinaan dari kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) di Sumbagsel.

Salah satu perusahaan yang berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah kerjanya adalah PT Medco E&P Indonesia. 

Officer of Community Enhancement SSR Medco E&P, Robby Wijaya, mengatakan pemberdayaan yang tetap dilakukan merupakan dampak berganda dari upaya perusahaan menjaga ketahanan energi.

“Dengan tetap berproduksi, menjaga ketahanan energi, tentu dampak positif lainnya untuk masyarakat melalui program pemberdayaan bisa berlanjut,” katanya.

Diketahui, perusahaan migas itu mengelola tiga blok di Sumatra Selatan, yakni Blok Rimau, Blok Lematang dan Blok South Sumatra. Adapun ketiga blok tersebut tersebar di 6 kabupaten/kota, yakni Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Pali, Musi Rawas dan Kota Lubuk Linggau.

Menurut Robby, pihaknya menitiberatkan kearifan lokal dalam program pemberdayaan masyarakat. “Kami juga mendukung pembangunan komunitas untuk penghidupan yang lebih baik. Programnya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing,” katanya.

Dia mencontohkan perusahaan membina petani karet di 15 desa yang ada di Sumsel untuk mengelola kebun karet secara organik.

Robby menjelaskan budidaya karet organik itu dapat meningkatkan penghasilan petani hingga 40% lantaran produktivitas kebun yang lebih tinggi. “Secara total ada 265 petani yang kami bina dengan luasan kebun karet mencapai 312 hektare,” ujarnya.

Selama masa pandemi, pihaknya memberdayakan warga untuk memproduksi alat pelindung diri (APD), seperti masker kain. Perusahaan pun melibatkan 15 penjahit lokal untuk memproduksi hingga 3.500 masker.

“Tentu saja ini menjadi tambahan pendapatan untuk penjahit yang terdampak pandemi Covid-19, di samping kami juga memberikan bantuan langsung kepada warga,” ujarnya.

Berdasarkan catatan SKK Migas, bantuan pandemi Covid-19 yang disalurkan industri hulu migas di Sumbagsel mencapai Rp5,23 miliar, di mana salah satu penyalurnya adalah Medco E&P.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini