Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksi bahwa pertumbuhan industri pembiayaan pada 2021 turut tercermin dari tumbuhnya tiga sektor utama penopang industri.
"Perkiraan kami di tahun 2021 piutang pembiayaan dapat tumbuh 5 persen dari tahun 2020. Karena kami sudah turun cukup besar, ditambah optimisme penjualan kendaraan bermotor roda empat dan dua," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Media Asuransi, Kamis (17/12/2020).
Pertama, dari sisi industri alat berat yang berkaitan dengan konstruksi, pertambangan, agrikultur, dan forestry, penggunaan kredit lewat multifinance diproyeksi membaik, namun cenderung konservatif.
"Penjualan alat berat pada awal tahun 2020 diproyeksi 13.000 unit, ternyata hanya 7.100 yang akan tercapai, dan di 2021 diproyeksi hanya naik sedikit ke 7.500," ungkapnya.
Multifinance pun hanya bisa berharap besar pada faktor kunci keberhasilan pertumbuhan di sektor ini. Di antaranya, proyek pemerintah untuk konstruksi, peningkatan harga komoditas terutama batu bara, nikel, dan emas.
Sementara untuk agri, tergantung pada palm oil, biodiesel, dan harga CPO global. Adapun, untuk forestry peluang pertumbuhan yang berpengaruh pada alat berat ditopang tren peningkatan harga dan produksi kertas.
Untuk kendaraan roda empat, optimisme tercermin dari target Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memproyeksi penjualan mobil bisa mencapai setidaknya 700.000 sampai 775.000 unit di tahun 2021.
Sementara roda dua versi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), memproyeksi adanya pertumbuhan sekitar 11 persen pada 2021.
Tepatnya dari proyeksi 3,6 juta sampai 3,9 juta unit pada penutupan periode 2020, ke angka 4 juta sampai 4,3 juta unit pada 2021.
"Tapi memang orang Indonesia masih didominasi membeli kendaraan secara kredit 70 persen, sisanya 30 persen secara cash. Jadi, masih ada potensi kalau penjualan kendaraan benar-benar meningkat, industri pembiayaan juga akan mengalami peningkatan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel