Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. diproyeksi akan mencapai pertumbuhan laba positif pada 2021 seiring dengan kondisi ekonomi yang masuk fase pemulihan. Per September 2020, laba BRI terkoreksi 43 persen secara yoy menjadi Rp14,15 triliun.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan perseroan saat ini masih dalam tahap penyusunan proyeksi kinerja tahun depan.
Namun demikian, seiring dengan ekspektasi kondisi ekonomi yang masuk dalam tahap recovery, laba diproyeksikan akan tumbuh positif atau lebih baik dibandingkan dengan 2020, meskipun belum kembali ke kinerja sebelum pandemi atau laba 2019.
Pertumbuhan laba akan didukung beberapa faktor. Di antaranya, pertumbuhan kredit yang fokus di segmen UMKM khususnya mikro/ultra mikro, efisiensi biaya dana melalui peningkatan CASA, dan peningkatan pendapatan di luar bunga kredit, seperti fee based income, utamanya yang berbasis transaksi e-channel, e-banking dan branchless banking, serta peningkatan recovery income.
"Selain itu, BRI juga akan terus fokus dalam efisiensi biaya operasional melalui digitalisasi proses bisnis dan peningkatan produktifitas jaringan kerja," katanya, Senin (21/12/2020).
Direktur Utama BRI Sunarso pada akhir November kemarin menyampaikan kredit perseroan bisa tumbuh di kisaran 4-5 persen pada 2021.
Proyeksi pertumbuhan itu diyakini berada di atas rata-rata nasional yang diperkirakan sekitar 3-3,5 persen. Strategi bisnis BRI pada tahun depan tetap mengikuti berbagai stimulus pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
Di samping itu, BRI fokus pada pertumbuhan bisnis di segmen UMKM, mikro, dan ultra mikro. Sebab, segmen ini yang paling cepat pulih setelah pembatasan aktivitas dilonggarkan, dibandingkan segmen menengah dan korporasi.
Secara sektor usaha, BRI fokus di sektor pertanian terutama pangan dan obat-obatan, serta sektor yang terkait alat kesehatan. Sektor usaha ini menjadi sasaran untuk menumbuhkan kredit.
"Asumsi target pertumbuhan kredit nasional sekitar 3-3,5 persen. Artinya BRI harus tumbuh di atas itu, harus tumbuh 4-5 persen," katanya dalam webinar Geliat Perbankan 2021, Rabu (25/11/2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel