Harap Waspada! Esok IHSG Masih Rawan Longsor

Bisnis.com,22 Des 2020, 20:00 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) esok hari, 23 Desember 2020 berpotensi melanjutkan tren pelemahan. Pelaku pasar masih khawatir terkait penyebaran varian virus corona baru yang bermula dari Inggris.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menunjukkan secara teknikal candlestick indeks membentuk long black body yang mengindikasikan potensi pelemahan cukup besar. 

“Investor masih cukup khawatir akan semakin banyaknya kasus Covid-19 di berbagai negara, termasuk dari dalam negeri,” tulis Dennies dalam riset harian, Selasa (23/12/2020).

Sebanyak 116 saham menguat, 401 saham melemah, dan 192 saham stagnan. Secara sektoral, seluruh sektor melemah yang mana sektor infrastruktur anjlok paling dalam sebesar 3,84 persen.

Dennies menambahkan, pergerakan indeks juga belum mendapat topangan karena minim sentimen data perekonomian jelang libur Natal pekan ini.

Dia  memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6.124 - 6.200 dan 6.083 - 6.235 pada perdagangan esok. Artha Sekuritas memberikan rekomendasi tahan untuk saham BSDE dan ADHI serta rekomendasi  jual untuk saham PTPP, INDY, BRPT.

Untuk diketahui, IHSG anjlok lebih dari 2 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (22/12/2020). IHSG ditutup melemah 142,33 poin atau 2,31 persen ke level 6.023,28. Kejatuhan indeks sejalan dengan tren kebakaran bursa saham di kawasan Asia.

Sebagian besar saham Asia merosot sejak varian baru virus corona di Inggris muncul sehingga menimbulkan kekhawatiran baru saat proses vaksinasi di beberapa justru telah dimulai. Varian virus baru juga telah memicu gelombang lockdown dan pembatasan perjalanan.

Steven Wieting, kepala strategi investasi di Citigroup Private Bank, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television mengatakan apa yang terjadi Inggris adalah hal yang menakutkan bagi pasar sehingga mendorong aksi ambil untung.

"Tapi kedatangan vaksin harus menjadi game changer dalam jangka panjang,"katanya seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini