Pariwisata dan Pendidikan Jadi Harapan Kebangkitan Ekonomi Yogyakarta

Bisnis.com,24 Des 2020, 15:39 WIB
Penulis: Newswire
Petugas gabungan melakukan sosialisasi protokol kesehatan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (24/12/2020). Sosialisasi penerapan protokol kesehatan di kawasan wisata tersebut guna menekan penyebaran Covid-19 selama liburan akhir tahun di Yogyakarta./Antara-Hendra Nurdiyansyah

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Rektor Universitas Widya Mataram Prof. Dr. Edy Suandi Hamid memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta bakal bangkit kembali dan tumbuh positif pada 2021.

"Perekonomian DIY yang sudah mengalami resesi lebih awal dibandingkan Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2020, akan mulai bangkit dan mengalami percepatan pertumbuhan pada semester kedua tahun 2021," kata Edy saat konferensi pers virtual "Outlook Indonesia 2021", Rabu (23/12/2020).

Meski demikian, menurut dia, pada semester pertama perekonomian DIY masih akan tumbuh rendah. Ini dikarenakan sektor pariwisata dan pendidikan yang merupakan pilar pendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini masih tumbuh lambat.

Ia mengatakan kedua sektor pilar ekonomi DIY itu bakal bangkit kembali pada 2021 karena Yogyakarta menjadi salah satu tujuan masyarakat yang telah lama menahan diri bepergian karena pandemi.

"Demikian pula pelajar dan mahasiswa yang sudah meninggalkan Yogyakarta sejak Maret 2020, memendam kerinduan untuk segera kembali ke Yogya saat ada kesempatan," kata dia.

Momentum itu diperkirakan terjadi pada awal semester dua tahun depan, yang memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta.

"Namun sejauh mana potensi itu bisa teroptimalkan, tergantung bagaimana masyarakat, pelaku ekonomi, dan perencana kebijakan untuk menyiapkan diri menyambut situasi atau ledakan kunjungan tersebut," kata Edy yang juga Guru Besar FE UII ini.

Pandemi Covid-19, kata dia, telah menyebabkan banyak para pelajar-mahasiswa di DIY kembali ke kampung halamannya. Ini berkontribusi pada kemerosotan perekonomian DIY pada 2020.

"DIY bahkan lebih awal dari Indonesia secara keseluruhan masuk pada zona resesi," kata dia.

Selama tiga triwulan pertama 2020 pertumbuhan ekonomi DIY telah mengalami kontraksi (y-o-y) pada triwulan I, II, dan III masing-masing 0,17 persen, 6,72 persen, dan 2,84 persen.

Kontraksi itu, menurut dia, tidak mengherankan mengingat survei Bank Indonesia pada 2019, pengeluaran mahasiswa di DIY diperkirakan mencapai Rp16,6 triliun atau 11,7 persen dari PDRB DIY. Rinciannya, Rp4,7 triliun untuk biaya pendidikan dan sebagian besar lainnya yakni Rp11,9 triliun untuk konsumsi rutin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini