Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) optimistis perolehan laba masih dapat dipertahankan tumbuh positif menyentuh Rp1,3 triliun hingga akhir tahun.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan penyaluran pembiayaan tahun ini tidak tumbuh seperti tahun lalu, bahkan berpotensi kontraksi seiring dengan kebijakan internal perseroan.
Hal ini pun memangkas kemampuan pendapatan bunga, yang juga mendapat tekanan dari restrukturisasi mencapai 15% dari total pembiayaan.
Namun, perseroan dapat melakukan efisiensi dengan lebih banyak mendorong pertumbuhan dana murah. Rasio dana murah bahkan mampu ditingkatkan dari 30% menjadi 50% pada tahun ini.
"Laba kami masih bisa tumbuh positif. Hingga akhir tahun mungkin kami bisa dapat sampai Rp1,3 triliun," katanya kepada Bisnis, Minggu (27/12/2020).
Pandji melanjutkan dengan pencetakan laba tersebut, UUS masih mampu memastikan kestabilan dengan pencadangan kredit lebih dari 100%.
Di samping itu, UUS juga mulai mampu menenkan loan to financing ratio hingga di bawah 100% yang membuat risiko likuiditas semakin longgar dari biasanya.
"Hanya saja, untuk tahun depan memang kami perlu antisipasi lagi. Memang masih abu-abu. Mungkin masih ada yang perlu meminta restrukturisasi tambahan dari debitur restrukturisasi sebelumnya," ujarnya.
Adapun, tahun depan Pandji menyampaikan perseroan akan mulai kembali mendorong pendapatan bunga.
Pembiayaan akan mulai dipacu tumbuh hingga 10% khususnya dari permintaan konsumsi, modal kerja pelaku usaha, dan beberapa investasi insfrastruktur pemerintah.
"Yang jelas pelaku usaha swasta hanya butuh memenuhi optimum capacity tanpa perlu melakukan investasi, sehingga hanya butuh kredit modal kerja. Kalau ada hanya dari beberapa sektor seperti komunikasi dan kesehatan," imbuhnya.
Berdasarkan presentasi CIMB Niaga, pembiayaan per September 2020 UUS tercatat Rp32,6 triliun, masih naik 4,7% secara tahunan. Rasio non performing financing bahkan dapat kembali ditekan ke 0,96%. Laba sebelum pajak tercatat Rp1,02 triliun masih naik 20,8% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel