11 DPO Teroris MIT Belum Tertangkap, Operasi Satgas Tinombala Diperpanjang

Bisnis.com,29 Des 2020, 17:26 WIB
Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Personel Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 memeriksa kendaraan yang melintas di Pos Pengamanan di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (2/4)./Antara-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA - Polri kembali memperpanjang masa tugas Satuan Tugas (Satgas) Tinombala karena 11 orang DPO kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kalora masih belum berhasil tertangkap di Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengemukakan perpanjangan masa tugas tersebut bakal dilakukan mulai Januari 2021. Namun, Rusdi tidak menjelaskan lebih jauh masa tugas Satgas Tinombala itu diperpanjang hingga berapa lama.

"Operasi Tinombala pada 2021 kemungkinan besar akan diperpanjang karena masih adanya 11 target yang belum tertangkap," kata Rusdi, Selasa (29/12/2020).

Menurutnya, Satgas Tinombala tersebut kini berisi 681 personil Polri dari Polda Sulawesi Tengah dan Mabes Polri. Ratusan personil Polri tersebut masih memburu kelompok teroris MIT Pimpinan Ali Kalora yang melarikan ke dalam hutan di daerah Poso.

"Pengejaran masih dilakukan oleh Tim Satgas Tinombala," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memastikan bahwa pemerintah bakal menindak tegas Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora yang menghabisi satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah.

Mahfud mengatakan saat ini pemerintah telah memerintahkan aparat keamanan melalui Satgas Operasi Tinombala untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap para pelaku.

"Tegaskan kami akan mengambil langkah-langkah yang tegas dan sudah mengambil langkah-langkah yang tegas dan akan diteruskan secara lebih tegas lagi. Operasi ini dipimpin oleh Polri dalam tim atau satgas Tinombala," kata Mahfud dalam jumpa pers yang ditayangkan di kanal YouTube Kemenkopolhukan, Senin (29/11/2020).

Mahfud mengatakan bahwa peristiwa ini bukan perang suku apalagi perang agama. Dia menegaskan peristiwa ini dilakukan oleh kelompok kejahatan yang bernama MIT pimpinan Ali Kalora yang tidak bisa disebut mewakili agama tertentu.

"Ini sebenernya adalah upaya pihak-pihak tertentu untuk meneror dan menciptakan suasana yang tidak kondusif dengan tujuan menciptakan kekacauan yang bisa mengoyak persatuan dan memecah belah bangsa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini