Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Rupiah Kokoh di Zona Hijau

Bisnis.com,29 Des 2020, 16:08 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (ASO berhasil melanjutkan tren penguatannya dan parkir di zona hijau pada perdagangan Selasa (29/12/2020). Rupiah menguat kendati pasar dibayangi pertumbuhan kasus positif Covid-19 di Jakarta yang tak kunjung mereda.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah parkir di level Rp14.130 per dolar AS berhasil terapresiasi 0,18 persen atau 25 poin melawan greenback.

Kinerja itu menjadi penguatan terbaik ke empat di antara mata uang Asia lainnya, tepat di bawah baht yang naik 0,44 persen, won yang menguat 0,4 persen, dan dolar Singapura yang naik 0,19 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih didukung sentimen penandatanganan stimulus jumbo oleh pemerintah AS untuk menahan pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sentimen tersebut telah melemahkan dolar AS karena semakin tinggi jumlah stimulus akan meningkatkan likuiditas di pasar.

Pada perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,38 persen ke posisi 89,992.

“Selain itu, kabar Dewan Perwakilan Rakyat memilih untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan stimulus bagi orang Amerika yang memenuhi syarat dari US$600 menjadi US$2.000 kemarin juga menjadi sentimen,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (28/12/2020).

Padahal, rupiah tengah dibayangi pertumbuhan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, terutama di DKI Jakarta.  Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan adanya penambahan kasus baru konfirmasi positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia pada Selasa (29/12/2020) mencapai 7.903 orang sehingga totalnya menjadi 727.122 orang.

Pasar khawatir jika kasus terus bertambah maka Pemerintah DKI Jakarta diprediksi kembali menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang lebih ketat.

“Wacana rem darurat ini membuat pelaku pasar khawatir, sehingga di tahun depan akan lebih suram lagi bagi  kondisi perekonomian di DKI Jakarta karena aktivitas ekonomi semakin terbatas dan stagnan, PHK dimana-mana dan pada akhirnya pengangguran kembali meningkat,” ujar Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini