Konten Premium

Langkah Maknyus Gurita Bisnis Alibaba dan Jack Ma di Indonesia

Bisnis.com,30 Des 2020, 15:57 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Pejalan kaki melewati kantor Alibaba Group Holding Ltd. di Beijing, China, Rabu (19/8/2020)./Bloomberg-Gilles Sabrie

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah nasib kian buram akibat tensi panas dengan Pemerintah China, Alibaba justru menjadi saham primadona di mata para analis. Pasalnya, situasi ini sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh investor ritel. 

Pascabatalnya Initial Public Offering (IPO) Ant Group, anak usaha Alibaba, di bursa Shanghai dan Hong Kong pada awal November 2020, saham Alibaba memang mengalami pelemahan. Dari posisi 299,8 dolar Hong Kong pada Selasa (3/11/2020), 2 hari sebelum tanggal IPO, saham perusahaan e-commerce raksasa itu di Hang Seng ditutup di level 222 dolar Hong Kong pada penutupan perdagangan Selasa (29/12).

Sementara itu, di bursa New York, saham emiten berkode BABA itu turun dari US$285,57 pada Selasa (3/11), menjadi US$236,26 pada penutupan Selasa (29/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini