IHSG Gagal Ditutup di Level 6.000, Bos OJK: Aksi Jual Asing Deras

Bisnis.com,30 Des 2020, 15:05 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi perdagangan terakhir tahun ini, Rabu (30/12/2020) seiring dengan aksi jual investor asing.

Pada pukul 15.00 WIB, IHSG turun 0,95 persen menjadi 5.979,07. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.962,01-6.055,97.

Sempat menguat saat preopening dan awal perdagangan, indeks malah melemah jelang penutupan. Investor asing net buy Rp3,36 miliar jelang penutupan. Namun, sepanjang 2020 investor asing net sell Rp53,89 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebutkan IHSG sebetulnya memiliki kinerja cukup baik di tengah pandemi Covid-19. IHSG berhasil naik dari level terendah sepanjang masa 3.911,72 pada Maret 2020.

"Namun demikian, investor asing cenderung melakukan aksi jual sepanjang 2020," paparnya dalam sesi penutupan perdagangan terakhir 2020.

Di awal masa pandemi, bursa saham global terkoreksi cukup dalam tak terkecuali IHSG di BEI. Pemutusan rantai penyebaran Covid-19 dengan pemberlakuan protokol COVID-19 telah memukul sektor riil. Hal ini berimbas pada kinerja emiten yang menurun, dan berdampak pada turunnya IHSG.

Menurut Wimboh, di tengah arus dana keluar asing di pasar modal, yaitu Rp47,89 triliun di pasar saham per 29 Desember 2020 kemarin dan Rp86,83 triliun di pasar SBN per 28 Desember lalu, IHSG masih mampu menunjukkan penguatan yang didorong oleh investor domestik, termasuk investor ritel.

Dari sisi permintaan, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan bagi investor ritel domestik, mengingat investor domestik khususnya investor ritel yang semakin mendominasi transaksi saham.

Selain itu, pasar modal Indonesia juga tercatat semakin likuid dan dalam. Wimboh menyampaikan hal itu tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di ASEAN.

"Di sisi lain ada kenaikan jumlah investor pasar modal menjadi 3,87 juta investor atau naik 56 persen dibandingkan tahun lalu dan semakin solidnya dominasi investor ritel," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini