Tak Goyah Karena Pandemi, Jumlah Investor Pasar Modal Makin Tinggi

Bisnis.com,30 Des 2020, 18:59 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pandemi yang membatasi aktivitas di tahun ini tak menyurutkan minat investor untuk masuk ke pasar modal. Kehadiran platform teknologi finansial menjadi salah satu gerbangnya.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menuturkan sepanjang tahun 2020, jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana mengalami peningkatan pesat.

Tercatat, sampai dengan 29 Desember 2020 jumlah investor mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) atau naik 56 persen dari posisi akhir 2019 lalu. Dari jumlah itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID.

 Kemudian, jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Investor aktif harian adalah investor yang setidaknya melakukan satu kali transaksi dalam satu hari.

Selain itu, investor aktif ritel juga tercatat tumbuh 4 kali sepanjang 2020. Per Januari 2020 rata-rata frekuensi transaksi harian investor ritel sekitar 51.000 transaksi, sedangkan per Desember 2020 rata-ratanya menjadi sekitar 206.000 transaksi.

“Jadi memang ini adalah tahunnya investor retail di pasar modal Indonesia dan mudah-mudahan ini menjadi pondasi yang cukup kuat dalam pertumbuhan pasar modal ke depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers tutup Tahun Perdagangan BEI, Rabu (30/12/2020)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyebut peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di pasar modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi.

“Lebih dari 50 persen ini memiliki rekening di selling agent fintech. Jadi individual-individual ini yang menggunakan selling agent fintech sebagai channelnya,” tutur dia.

Uriep menilai peran platform teknologi financial (fintech) semakin penting untuk pembukaan rekening investasi di pasar modal, terutama dalam menggaet investor muda karena platform digital sejalan dengan karakteristik investor pasar modal yang terus bergerak ke usia muda.

Terbukti, berdasarkan data KSEI per 29 Desember 2020, jumlah investor berusia di bawah 30 tahun dan 30 sampai dengan 40 tahun telah mencapai lebih dari 70 persen atau mendominasi jumlah investor pasar modal.

Dia pun optimistis pertumbuhan investor akan terus pesat di masa mendatang, bahkan jumlah SID bisa tembus 5 juta investor tahun depan. Pun, Uriep menyebut SRO terus melakuakn berbagai upaya untuk mempermudah investor beraktivitas di pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini