Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan infrastruktur pelat merah, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI menargetkan pertumbuhan agresif pada 2021.
Direktur Operasional dan Keuangan PT SMI Darwin Trisna Djajawinata mengungkap kinerja perseroan bakal tahun depan bakal terkerek program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Oleh karena itu, pertumbuhan pembiayaan bakal jauh melampaui proyeksi rata-rata industri.
"Kalau kita bandingkan dengan kondisi makro, acuan sejumlah lembaga itu pertumbuhan kredit itu kisarannya 4-5 persen. Kita sendiri di tahun depan target di atas 40 persen, jauh dari prediksi tersebut, karena ditopang oleh kegiatan dan fungsi pemulihan ekonomi nasional," ungkapnya, Rabu (30/12/2020).
Seperti diketahui, setelah memperoleh perluasan mandat penyaluran pembiayaan, PT SMI terus mengincar pembiayaan infrastruktur ke pemerintah daerah, serta proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Terkini, PT SMI tercatat telah memproses dan menyetujui fasilitas pinjaman dengan total komitmen sebesar Rp10,65 triliun kepada 21 daerah di Indonesia per November 2020.
Adapun, akumulasi hingga November 2020, nilai proyek infrastruktur yang mendapatkan fasilitas pembiayaan PT SMI mencapai Rp689,94 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari capaian periode 2020 sebesar Rp106,76 triliun dan outstanding Rp61,94 triliun.
Persentase komitmen berdasarkan produk terbesar masih didominasi kredit investasi (71,56 persen), disusul PEN daerah (9,9 persen), Subordinasi (8,81 persen), kredit modal kerja (2,83 persen), penyertaan modal (2,81 persen), pembiayaan syariah (2,01 persen), dana talangan (1,87 persen), promotor financing (0,18 persen).
Dengan pencapaian ini, PT SMI mampu membukukan laba Rp1,93 triliun, naik dari pencapaian periode sebelumnya di Rp1,703 triliun.
Adapun pendapatan usaha PT SMI mencapai Rp5,22 triliun, turun tipis dari periode sebelumnya di Rp5,32 triliun. Namun, aset naik tipis dari Rp75,81 triliun pada 2019 menjadi Rp76,07 triliun per November 2020.
Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Sylvi Gani menambahkan bahwa penyaluran kredit PEN ke daerah dan BUMN yang juga merupakan tugas pemerintah, memang masih akan menjadi fokus pada 2021, terutama terkait infrastruktur dasar dan sosial.
Namun demikian, Sylvi mengungkap pada 2021 akan ada beberapa potensi besar dari para calon debitur di beberapa sektor.
"Saat ini kalau kita lihat proyek yang sedang kami diskusikan oleh potensial debitur adalah mereka yang mendukung sustainable financing dan clean energy, proyek ramah lingkungan. Ada juga infrastruktur sosial seperti sektor pendidikan dan kesehatan, rumah sakit, itu juga kita utamakan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel