Bisnis.com, JAKARTA - Investor ketiban berkah dari kenaikan harga saham PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS). Dalam sebulan terakhir, harga saham BRIS naik 53,06 persen.
Pada perdagangan kemarin, saham BRIS ditutup di level Rp2.250. Berkah kenaikan saham tersebut juga menyelimuti tiga direksi BRIsyariah yang melakukan penjualan saham dari hasil MESOP.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia dikutip Kamis (31/12/2020), Direktur Operasional BRIsyariah Fahmi Subandi menyampaikan laporan perubahan kepemilikan saham PT Bank BRIsyariah Tbk.
Dia tercatat melakukan transaksi penjualan saham sebanyak 550.000 lembar dengan harga penjualan di rentang Rp1.460-Rp1.500 per saham. Adapun, tanggal transaksi pada 30 November, 2 Desember, dan 3 Desember 2020.
Selanjutnya, aksi jual saham kembali dilakukan pada 22 Desember 2020 sebanyak 1,25 juta lembar. Harga penjualan saham sebanyak 500.000 lembar yakni Rp2.420 per saham, sebanyak 750.000 senilai Rp2.450 per saham.
Nilai total transaksi dari penjualan saham tersebut sebesar Rp3,87 miliar. Dengan begitu, jumlah saham atau persentase kepemilikan saham setelah transaksi menjadi 10,55 juta lembar 0,106573 persen.
Selain itu, Direktur Kepatuhan Yana Soeprianan juga menyampaikan laporan perubahan kepemilikan saham PT Bank BRIsyariah Tbk. Dia tercatat melakukan penjualan saham sebanyak 800.000 lembar pada 27 November 2020, dengan harga penjualan di rentang Rp1.375 - Rp1.475 per saham.
Selanjutnya, transaksi penjualan saham kembali dilakukan pada 22 Desember 2020 sebanyak 175.000 lembar dengan harga penjualan di rentang Rp2.320 per saham sampai dengan Rp2.470 per saham.
Nilai transaksi dari penjualan tersebut sebesar Rp1,56 miliar. Dengan demikian, jumlah saham dan persentase kepemilikan setelah transaksi menjadi 1,03 juta saham atau 0,010370 persen.
Berikutnya, Direktur Bisnis Komersil Kokok Alun Akbar juga menyampaikan laporan perubahan kepemilikan saham PT Bank BRIsyariah Tbk. Dia tercatat melakukan penjualan saham sebanyak 300.000 lembar pada 27 November 2020 dengan harga penjualan Rp1.430 per saham.
Penjualan saham berikutnya pada 18 Desember 2020 sebanyak 11 juta lembar dengan harga penjualan Rp2.257 per saham. Sehingga nilai transaksi dari penjualan tersebut sebesar Rp25,26 miliar.
Tujuan dari ketiga transaksi tersebut yakni pelaksanaan hak opsi dalam program MESOP. Adapun, status kepemilikan saham adalah kepemilikan langsung.
Sebelum pelaksanaan program MESOP ketiganya belum memiliki saham perseroan. Adapun, periode pelaksanaan program MESOP dimulai sejak 2 November 2020 sampai dengan 14 Desember 2020.
Pada akhir bulan November 2020, Fahmi Subandi telah mengambil bagian hak opsi dengan jumlah kepemilikan pada akhir bulan November 2020 berjumlah 12,35 juta lembar saham, Kokok Alun berjumlah 14,69 juta lembar saham, dan Yana Soeprianan berjumlah 2 juta lembar saham.
Harga pengalihan melalui transaksi tersebut sebesar Rp533 per saham. Harga tersebut merupakan harga pelaksanaan program MESOP untuk tahap 1 dan 2. Transaksi dilakukan pada periode pelaksanaan program MESOP tahap 1 dan 2 yang dimulai sejak 2 November 2020 sampai dengan 14 Desember 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel