Tahun Ini, Wika Gedung (WEGE) Bidik Kontrak Baru Rp4,22 Triliun

Bisnis.com,04 Jan 2021, 18:50 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Suasana rapat umum pemegang saham luar biasa PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk di Jakarta, Selasa (28/7/2020)./WIKA Gedung

Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya Gedung Tbk. membidik kontrak baru senilai Rp4,22 triliun pada 2021. Target tersebut lebih tinggi 22,67 persen dibandingkan target kontrak baru 2020 senilai Rp3,44 triliun.

Dengan kontrak yang dibawa dari 2020 (carry over) senilai Rp11,30 triliun, emiten dengan kode saham WEGE tersebut menargetkan perolehan kontrak dihadapi (order book) mencapai Rp15,52 triliun tahun ini.

Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo mengatakan nilai order book tersebut naik 6,27 persen dibandingkan target yang ditetapkan dalam revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 senilai Rp14,61 triliun.

Adapun, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. ini mengincar kontribusi proyek pemerintah sebesar 44 persen, proyek BUMN dan BUMD sebesar 19 persen, serta swasta sebesar 37 persen terhadap target total kontrak baru 2021.

“Dari komposisi tersebut menunjukkan bahwa WEGE fokus pada proyek-proyek yang memiliki pendanaan yang kuat, jelas, dan independen,” kata Nariman dalam keterangan resmi, Senin (4/12/2020).

Selanjutnya, WEGE menargetkan penjualan yang termasuk penjualan operasional bersama (joint operation/JO) menjadi Rp3,84 triliun pada 2021. Target itu naik 44,26 persen dari revisi target pendapatan tahun lalu senilai Rp2,66 triliun.

Dari sisi laba juga ditargetkan naik menjadi Rp231,67 miliar atau sebesar 67,26 persen dari target revisi laba bersih 2020 senilai Rp138,51 miliar.

Untuk mencapai target-target yang telah dipasang, WEGE akan menggelontorkan belanja modal (capital expenditure) senilai Rp307,07 miliar. Capex terutama akan digunakan untuk investasi aset tetap dan pengembangan usaha bisnis konsesi.

“Kelangsungan bisnis perusahaan pada 2021 tetap dapat berjalan dengan baik karena WEGE memiliki proyek-proyek carry over sebesar Rp11,30 triliun yang dapat kami kerjakan di tahun ini,” imbuh Nariman. 

Sebagai langkah antisipatif menghadapi kondisi ekonomi dan bisnis pada 2021, Nariman mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi di tingkat operasional, pemasaran, pengembangan, dan strategi keuangan.

Beberapa strategi tersebut a.l world class standard di bidang implementasi QSHE, fokus pada kualitas dan keamanan, transformasi digital pada semua fungsi, masuk pasar premium, selektif dalam pemilihan mitra, serta pengembangan usaha backward.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini