IHSG Dibuka Menguat Awal 2021 ke 6.000, Saham LQ45 Bersorak

Bisnis.com,04 Jan 2021, 09:01 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami & Finna U. Ulfah
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat menembus level 6.000 pada perdagangan perdana 2021, Senin (4/1/2021).

Saat preopening IHSG dibuka naik 0,31 persen atau 18,76 poin menjadi 5.997,83. Dari seluruh Indeks LQ45, sejumlah 28 saham menguat, 5 saham koreksi, dan 11 saham stagnan.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 0,47 persen atau 27,93 poin menjadi 6.007. Terpantau 140 saham naik, 31 koreksi, dan 168 stagnan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan tahun 2021 menjadi momentum kebangkitan Pasar Modal Indonesia, setelah cenderung koreksi pada tahun lalu.

"Ini momentum bangkitnya pasar modal. Tahun lalu dalam kondisi pandemi, IHSG hanya terkoreksi 5 persen, lebih rendah dibandingkan bursa negara tetangga lainnya," ujarnya dalam pembukaan perdagangan BEI, Senin (4/1/2021).

Pasar modal juga tercatat semakin likuid dan dalam, tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di ASEAN, kenaikan jumlah investor pasar modal menjadi 3,88 juta investor atau naik 56 persen dibandingkan dengan tahun lalu, dan semakin solidnya dominasi investor ritel.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/12/2020), IHSG parkir di level 5.979,073, terkoreksi 0,95 persen dari perdagangan sebelumnya. Sepanjang 2020, IHSG tercatat melemah 5,09 persen.

Sementara itu dari sisi suplai, antusiasme korporasi menggalang dana melalui penawaran umum ternyata juga masih terjaga di masa pandemi. Sepanjang 2020, terdapat 53 emiten baru dimana 51 perusahaan telah tercatat di bursa.

Adapun, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di ASEAN. Selain itu, total penghimpunan dana melalui penawaran umum pada 2020 telah mencapai Rp118,7 triliun.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan hari ini adalah hari pertama perdagangan di tahun 2021 setelah IHSG ditutup cukup memuaskan di tahun 2021 karena IHSG hanya turun -5.09% ke level 5.979.

Di sisi lain, net sell investor asing sebesar Rp-53,82 triliun di tengah banyaknya kejadian dan peristiwa yang mengguncang IHSG, mulai dari merebaknya Covid-19, Pilpres AS, resesi ekonomi hingga dugaan kasus korupsi yang menimpa beberapa institusi besar.

Selama Bursa Efek Indonesia (BEI) tutup merayakan Tahun Baru, kondisi bursa global cukup kondusif dimana DJIA menguat sebesar +0.89% dan penguatan harga beberapa komoditas seperti minyak +0.87%, emas +0.96% & timah +0.58%.

"Sehingga berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG dalam perdagangan Senin ini," paparnya, Senin (4/12/2020).

Namun, investor juga perlu waspada terhadap saham dibawah komoditas berikut ini karena mengalami kejatuhan cukup tajam yakni batu bara turun -4.39% dan Nikel turun -1.78%, di tengah kejatuhan EIDO sebesar -0.64%.

Ada juga sentimen negatif lain dari penutupan seluruh penerbangan internasional masuk ke Indonesia yang diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2021.

Edwin memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 5,942 - 6,032, dan rupiah di kisaran Rp13,990 - Rp14,120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini