Arab Saudi Akhiri Embargo Terhadap Qatar, Jalur Udara dan Laut Resmi Dibuka

Bisnis.com,05 Jan 2021, 09:23 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Bendera Qatar/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kuwait mengumumkan bahwa Arab Saudi membuka kembali perbatasan darat dan lautnya ke Qatar.

Menteri Luar Negeri Kuwait Amhad Nasser Al Sabah mengumumkan bahwa Riyadh akan membuka wilayah udara dan perbatasan darat dan laut antara Arab Saudi dan Qatar mulai Senin malam (4/1/2021).

Kebijakan ini dinilai sebagai terobosan dalam perselisihan berkepanjangan antara Qatar dengan beberapa tetangganya di Teluk.

Langkah itu dilakukan menjelang pertemuan puncak Dewan Kerjasama Teluk yang akan diadakan di Arab Saudi pada hari Selasa ini (5/1/2021).

Dikutip dari BBC, seorang pejabat senior AS mengatakan kesepakatan untuk mengakhiri keretakan akan segera ditandatangani.

Tetangga Qatar memberlakukan embargo terhadap Qatar tiga setengah tahun lalu, dan menuduh negara ini mendukung terorisme.

Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir bergabung dengan Saudi Arabia dalam mempertahankan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan kepada Qatar.

Qatar, negara Teluk yang kecil tapi sangat kaya, sendir selalu membantah mendukung militansi jihadis.

Pencabutan embargo terhadap Qatar telah memakan waktu berbulan-bulan dengan kesabaran, diplomasi yang melelahkan.

Namun di balik diplomasi ini, ada desakan yang semakin genting dari Gedung Putih di saat kepresidenan Trump akan segera berakhir.

"Blokade" selama tiga setengah tahun telah merugikan ekonomi Qatar dan gagasan persatuan Teluk.

Qatar jelas tidak akan memaafkan atau segera melupakan apa yang mereka lihat sebagai tusukan keras dari tetangga Teluk Arab mereka.

Tetapi di luar retorika diplomatik, satu negara khususnya - UEA - memiliki keraguan besar bahwa Qatar benar-benar akan mengubah caranya diplomasinya.

Sementara itu, Qatar menyangkal mendukung terorisme, namun telah mendukung gerakan politik Islam di Gaza, Libya dan di tempat lain, terutama Ikhwanul Muslimin transnasional yang dipandang UEA sebagai ancaman eksistensial terhadap monarki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini