Ekonomi Masih Tertekan, Prospek Bisnis Gadai 2021 Bakal Tumbuh Moncer

Bisnis.com,05 Jan 2021, 18:25 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Nasabah menghitung uang usai melakukan transaksi di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Industri gadai dinilai berpotensi tumbuh pesat pada 2021 seiring perbaikan kondisi ekonomi dan tetap adanya kebutuhan sumber dana cepat di tengah pandemi Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK memproyeksikan pertumbuhan bisnis pada 2021 sebesar 13,79 persen sedangkan pelaku industri optimistis dapat melebihi 20 persen.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan menyatakan bahwa layanan gadai sangat diperlukan masyarakat segmen menengah ke bawah serta pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) karena sifatnya yang cepat dan sederhana.

Dalam kondisi pandemi Covid-19, kebutuhan dana cepat membuat gadai menjadi salah satu layanan yang pertama dicari masyarakat. Kondisi itu tercermin dari kinerja bisnisnya yang tetap tumbuh sepanjang 2020, meskipun terdapat tekanan ekonomi.

Bambang meyakini bahwa pertumbuhan bisnis akan tetap terjadi pada 2021 seiring perbaikan kondisi ekonomi. Meskipun begitu, segmen masyarakat menengah ke bawah dan pelaku UMKM tetap terdampak oleh pandemi, sehingga kebutuhan terhadap pendanaan tetap terbuka lebar.

"Berdasarkan rencana bisnis pergadaian yang telah disampaikan kepada OJK, secara industri untuk 2021 diproyeksikan outstanding loan akan tumbuh sebesar 13,79 persen menjadi Rp65,99 triliun dan aset tumbuh 9,29 persen menjadi Rp78,78 triliun," ujar Bambang kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021).

Menurutnya, proyeksi bisnis industri gadai pada tahun ini sebagian besar masih akan dipengaruhi oleh kinerja PT Pegadaian (Persero) yang mendominasi lebih dari 99% bisnis pergadaian. Satu-satunya perusahaan gadai milik pemerintah itu berhasil membukukan pertumbuhan sepanjang 2020 di tengah pandemi Covid-19.

Adapun, Bambang menjabarkan bahwa kondisi bisnis gadai pada 2021 akan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal perusahaan gadai. Beberapa faktor eksternal yang dapat memengaruhi bisnis antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, yang diproyeksikan akan lebih baik dari tahun lalu.

"Faktor selanjutnya adalah harga emas yang berimplikasi kepada standar taksiran logam, dan tingkat inflasi yang menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, faktor internal perusahaan yang bisa memengaruhi bisnis gadai antara lain kecepatan dan kemudahan layanan untuk memperoleh pinjaman. Faktor itu menjadi krusial bagi perusahaan-perusahaan gadai untuk unggul dari lembaga jasa keuangan lainnnya.

"Serta kehadiran outlet-outlet perusahaan pergadaian yang dekat dengan lingkungan masyarakat, akan memengaruhi bisnis gadai tahun ini," ujar Bambang.

Sekretaris Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) Holilur Rohman menyatakan bahwa belum semua perusahaan gadai melaporkan kinerja teranyarnya kepada otoritas, sehingga kinerja industri gadai bisa lebih besar dari yang sudah dipublikasikan OJK.

Berdasarkan Statistik Perusahaan Gadai OJK per November 2020, total aset industri gadai mencapai Rp72,08 triliun atau tumbuh 15,75 persen (year-to-date/ytd) dari posisi Desember 2019 senilai Rp62,07 triliun. Pada November 2020, outstanding loan industri mencapai Rp58 triliun atau naik 15,7 persen (ytd) dari Desember 2019 senilai Rp51,1 triliun.

"Jika sudah tertib [perusahaan-perusahaan gadai melapor kepada OJK] pasti lebih besar angkanya, ditambah lagi bertumbuhnya perusahaan yang mendapatkan izin nantinya. Insyaallah bisa, target kami [pertumbuhan] di atas 20 persen," ujar Holil kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini