Bisnis.com, JAKARTA - Rencana akuisisi PT MRT Jakarta (Perseroda) terhadap PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) didukung guna mempercepat integrasi transportasi di Jabodetabek. Sementara itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) masih mendiskusikan sikap secara internal.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Harris Muhammadun mengungkapkan perubahan menuju perbaikan transportasi di DKI Jakarta, adalah suatu keniscayaan. Dengan demikian, integrasi layanan dan pembayaran pun tak bisa dihindarkan.
"Integrasi layanan dan pembayaran transportasi publik di DKI Jakarta merupakan sebuah kebutuhan. Pasalnya, tidak ada negara maju, jika transportasinya tidak maju, dan tidak ada transportasi yang maju, jika layanannya masih sendiri-sendiri atau parsial," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/1/2021).
Oleh karenanya, DTKJ justru terangnya, mendorong percepatan integrasi tersebut malah tidak saja integrasi di sektor transportasinya tetapi juga integrasi tata ruangnya, sebagaimana prioritas program DTKJ di 2020-2021.
Dalam outlook 2021 DTKJ, salah satu konsep yang diusung yakni pengembangan transit oriented development (TOD) yang dapat mengintegrasikan hunian dengan moda transportasi umum seperti KRL, halte bus, jalan raya, hingga MRT.
DTKJ telah melakukan kajian teknis dari Potensi sampel area simpul TOD pada area Stasiun Tanjung Barat dan dapat direalisasikan.
Dengan mengintegrasikan Kawasan pada simpul-simpul transportasi dapat mengoptimalisasi serta menghasilkan Pendapatan di luar APBD sehingga stakeholder transportasi baik swasta, BUMD, BUMN, ataupun Pemda dan pemerintah pusat dapat mengembangkan sarana maupun prasarananya.
Di sisi lain, Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Aca Mulyana menuturkan pihaknya masih mendiskusikan sikap BPTJ mengenai rencana akuisisi MRT terhadap KCI. Pihaknya masih melakukan pendalaman mengenai rencana tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel