Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dikabarkan sedang menjajaki rencana untuk mengumpulkan setidaknya US$1 miliar atau setara dengan Rp13,9 triliun (asumsi kurs Rp13.900) melalui skema penerbitan saham baru atau rights issue.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (7/1/2021), berdasarkan orang yang mengetahui rencana tersebut, bank milik negara ini sedang bekerja sama dengan penasihat penggalangan dana, yang dapat dilakukan segera setelah paruh pertama tahun ini.
"Bank terbesar di Tanah Air ini berencana untuk memperkuat basis modalnya untuk mempersiapkan potensi akuisisi," kata sumber tersebut dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/1/2021).
Dia melanjutkan musyawarah sedang berlangsung dan BRI masih bisa menyesuaikan struktur penggalangan dana atau bahkan memutuskan untuk tidak melanjutkan.
Saat dihubungi Bloomberg, pihak BRI menolak mengomentari rencana penggalangan dana dan hanya menambahkan bahwa fokus bank adalah untuk memelihara dan meningkatkan kinerja dan berperan aktif dalam program pemulihan ekonomi nasional.
Rencana penggalangan dana tersebut berhembus setelah BRI pada Oktober 2020 menandatangani kesepakatan bersyarat dengan PT Bank Mandiri dan PT Bank Negara Indonesia untuk menggabungkan unit sesuai syariah. Penggabungan ini bisa membentuk entitas yang asetnya mencapai Rp390 triliun atau US$28 miliar pada 2025.
Baca Juga : Optimisme BRI Menyongsong Tahun 2021 |
---|
Indonesia merupakan rumah bagi dunia penduduk muslim terbesar dan telah berusaha membentuk bank syariah besar sejak 2015.
Secara terpisah, Pemerintah Indonesia juga berencana mensinergikan BRI dengan PT Pegadaian dan perusahaan pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani untuk menyediakan pembiayaan yang terjangkau untuk usaha kecil dan menengah.
Adapun, BRI didirikan pada 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah, menurut situs resminya. Bank tertua ini dulunya dimiliki secara penuh oleh pemerintah hingga terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2003.
BRI memiliki aset senilai Rp1.448 triliun per 30 September 2020 dengan kapitalisasi pasar sekitar US$38 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel