Jepang Tagih Janji Jokowi Soal Konsorsium Pelabuhan Patimban

Bisnis.com,07 Jan 2021, 13:51 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Pertemuan Bilateral Presiden Joko Widodo dan PM Jepang Yoshihide Suga beserta Delegasi di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Selasa (20/10/2020) sore. /Setkab

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang menagih janji Presiden Joko Widodo membentuk operator bersama Pelabuhan Patimban setelah terpilihnya Konsorsium CTCorp sebagai operator Pelabuhan Patimban versi Indonesia.

Minister of Economic Affairs of the Embassy of Japan Tadayuki Miyashita menuturkan Pelabuhan Patimban telah menjadi proyek simbolis hubungan kerja sama pemerintah Indonesia dan Jepang. Pembangunan ini akan memberikan kontribusi besar bagi Indonesia termasuk upaya mempromosikan ekspor, menciptakan iklim investasi yang baik, hingga pengalihan teknologi dan pengembangan SDM.

Dia juga menegaskan infrastruktur (hard infrastructure) saja tidak cukup untuk meningkatkan daya saing hingga mengurangi biaya dan waktu pengiriman barang.

"Dalam hal ini kami juga sudah mengetahui Kemenhub sudah menunjuk konsorsium CTCorp sebagai operator pelabuhan patimban, kami tengah menanti agar konsorsium Jepang dan konsorsium Indonesia ini dapat membentuk kerja sama sebagai Indonesia-Jepang joint operator dalam waktu dekat, sebagaimana yang sudah disepakati Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Jepang," katanya dalam acara Public Expose Pelabuhan Patimban, Kamis (7/1/2021).

Dia menegaskan konsorsium Indonesia-Jepang dapat memainkan peran penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pelabuhan. Tadayuki menekankan upaya tersebut hanya dapat terlaksana melalui manajemen operasi pelabuhan itu penting untuk meningkatkan daya saing ekspor.

Selain itu, dia menekankan pentingnya upaya menggaet pelanggan. Pasalnya, dalam membentuk pelabuhan yang berkelanjutan dan terus meningkat, sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan kepuasan pelanggan.

"Ini penting untuk mendapatkan penilaian yang tinggi dan reputasi yang baik dari pelanggan tanpa mereka pelabuhan hanya menjadi harta karun yang tak berguna," katanya.

Pengelola pelabuhan, kata Tadayuki, harus tetap membangun diskusi berkelanjutan dengan pelanggan untuk mengerti kebutuhan dan keinginan mereka, itu menjadi elemen kunci dalam membentuk pelabuhan yang sukses.

"Terakhir, hard infrastructure seperti pelabuhan sangat penting, soft infrastructure juga penting. Namun, reformasi institusional dan transformasi manusia menjadi faktor krusial untuk meningkatkan investasi dan daya saing. Saya berharap usaha dari hard dan soft infrastructure ini dapat memberikan kesempatan meningkatkan SDM dan mempromosikan ekspor dari Indonesia," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini