Airlangga: Ekonomi 2020 Ibarat Berlayar Tanpa Angin

Bisnis.com,08 Jan 2021, 14:29 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat tiba di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis dengan perekonomian Indonesia pada tahun ini seiring dengan peningkatan dari sisi ekspor dan pemulihan ekonomi global.

Dia mengakui pemerintah belum melihat pertumbuhan ekonomi secara kuartal per kuartal.

"Harinya masih panjang di 2021. Kita tidak melihat ini sebagai sesuatu yang harus kita khawatirkan," tegas Airlangga, Jumat (8/1/2021).

Namun, dia melihat Indonesia diuntungkan dari sisi perdagangan internasional, terutama dengan adanya RCEP dan Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).

"Market kita semakin terbuka, bahkan CPO all time high," ungkapnya. Kenaikan harga minyak kelapa sawit ini, kata Airlangga, didorong oleh pemanfaatan B30 di Tanah Air. Selain itu, dia melihat kesempatan adanya kenaikan harga batu bara seiring dengan kekurangan pasokan batu bara di China.

Dengan demikian, dia yakin PNBP pemerintah akan mencapai target tahun ini setelah tahun lalu penerimaan negara melorot tertekan oleh penerimaan pajak yang turun.

"Deman ekspor meningkat ditandai dengan demand kontainer ekspor yang naik sehingga saat sekarang kita mengalami kesulitan," ujarnya. Kendati sulit, dia menilai kondisi ini sebagai kesulitan yang lebih positif dibandingkan tahun lalu.

"Tahun kemarin, [ibarat] kalau berlayar tidak ada angin, kalau sekarang [2021] anginnya relatif kencang," ujarnya.

Pemerintah sendiri masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5 persen, meski IMF dan Bank Dunia sudah memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,8 persen dan 4,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini