Pertama Kali Sejak 2017, Saudi Kembali Buka Rute Penerbangan ke Doha

Bisnis.com,10 Jan 2021, 03:05 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Properti pencakar langit di Doha, ibu kota Qatar./Bloomberg/Gabriela Maj

Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Arabian Airlines berencana memulai kembali rute penerbangan ke Doha untuk pertama kalinya sejak 2017 setelah negara-negara Teluk berdamai dengan Qatar.

Dilansir dari Bloomberg, Saudia akan mengoperasikan penerbangan mingguan dari Jeddah dan Riyadh mulai 11 Januari 2021.

#SAUDIA melanjutkan penerbangan yang beroperasi dari #Riyadh dan #Jeddah ke #Doha, dengan 4 penerbangan mingguan terjadwal dari Riyadh dan 3 penerbangan mingguan dari Jeddah, dan penerbangan pertama dari Riyadh ke Doha lepas landas pada Senin 11 Januari pukul 16.40 waktu setempat,” ungkap maskapai pemerintah Saudi tersebut di Twitter.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir pekan lalu sepakat untuk sepenuhnya memulihkan hubungan dengan Qatar, mengakhiri perselisihan tiga tahun yang membagi wilayah penghasil energi tersebut pada saat ketegangan yang antara AS dan sekutu Teluk dan Iran meningkat.

Pergeseran sikap itu terjadi dua minggu sebelum Presiden Donald Trump, yang telah memimpin serangan untuk melemahkan Iran, akan meninggalkan jabatannya.

Sedangkan penggantinya, Joe Biden telah berjanji untuk terlibat secara diplomatis dengan Teheran jika semua negara kembali ke ketentuan kesepakatan nuklir sebelumnya yang dinilai sangat penting.

"Apa yang kami dengar dari pemerintahan Biden menunjukkan bahwa mereka menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh Iran, kata Faisal bin Farhan.

Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan UEA memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan dan perjalanan terhadap Qatar sejak pertengahan 2017. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme, karena menampung tokoh-tokoh dan anggota Ikhwanul Muslimin.

Selain itu, keempat negara itu menuduh Qatar menjalin hubungan erat dengan Iran, yang dinilai mengancam kestabilan wilayah Teluk. Di sisi lain, Qatar membantah tuduhan itu dan menyatakan embargo tersebut sama saja meremehkan kedaulatan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini