Investor Waspada Pasar Overheating, Wall Street Jatuh dari Rekor

Bisnis.com,12 Jan 2021, 05:40 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat jatuh untuk pertama kalinya dalam lima sesi karena investor mulai hati-hati terhadap kenaikan pasar saham yang mendekati level tertinggi sepanjang masa.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup melemah 0,7 persen pada perdagangan Senin (11/1/2021). Saham-saham real estat dan konsumer menjadi pemimpin pelemahan sedangkan perusahaan energi mencuat sebagai top gainers. 

Pelaku pasar khawatir Wall Street terlalu panas dan valuasinya meregang saat sebagian besar dunia bergulat dengan pandemi Covid-19 yang buruk. Direktur Pelaksana E*Trade Chris Larkin menyebut pelaku pasar saat ini tengah mengambil nafas. 

"Pelaku pasar yang mencari peluang baru mungkin bijaksana melihat saham-saham teknologi raksasa," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/1/2021).

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai 1 persen pekan lalu, di tengah spekulasi apakah Partai Demokrat yang baru saja menguasai Kongres akan menyetujui paket stimulus yang lebih besar.  Langkah tersebut memicu ekspektasi bahwa apakah kenaikan imbal hasil itu memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan yang mudah saat ini.

KC Rajkumar dan Jahanara Nissar dari Lynx Equity Strategies menyebut imbal hasil obligasi AS menjadi penentu karena menunjukkan ekspektasi inflasi lebih tinggi di masa mendatang. Hal itu berkorelasi negatif terhadap pasar saham. 

Ini adalah beberapa pergerakan utama di pasar:

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini