BFI Finance (BFIN) Bidik Pembiayaan Alat Berat Naik 20 Persen Tahun Ini

Bisnis.com,13 Jan 2021, 19:07 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan) didampingi Direktur Pemasaran Sutadi memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance) menargetkan pertumbuhan pembiayaan terkait alat berat pada 2021.

Finance Director sekaligus Corporate Secretary BFI Finance Sudjono membenarkan bahwa hal ini menilik naiknya permintaan alat berat akibat terpantik harga komoditas perkebunan maupun pertambangan, serta kegiatan konstruksi pada tahun ini.

"BFI Finance juga mengantisipasi kenaikan permintaan di sektor-sektor tersebut. Diharapkan ada pertumbuhan di sektor pembiayaan alat berat di atas 20 persen pada 2021," ungkap Sudjono kepada Bisnis, Rabu (13/1/2021).

Sudjono menjelaskan pembiayaan sektor produktif ke alat berat dan permesinan memang salah satu penyumbang terbesar portofolio BFI Finance setelah mobil bekas.

Posisi terakhir per September 2020, perusahaan berkode BFIN ini membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun, tercatat turun 19,4 persen (year-on-year/yoy) dari posisi 2019 di Rp16,77 triliun.

Komposisi piutang pembiayaan yang dikelola BFIN sebesar 71,2 persen masih ditopang segmen mobil bekas, disusul alat berat dan mesin mencapai 14,3 persen, motor bekas 9,9 persen, serta terakhir gabungan pembiayaan mobil baru, property-backed, dan syariah mencapai 4,6 persen.

Sudjono berharap sentimen positif terhadap salah satu segmen andalan BFI Finance ini mampu mendorong rencana perusahaan pada 2021 untuk mengembalikan size bisnis seperti sebelum pandemi Covid-19.

Terutama dari sisi pembiayaan baru, apabila pada periode 2020, tepatnya hingga kuartal III/2020 BFIN hanya mampu memembukukan Rp5,43 triliun. Selisihnya jauh dari capaian kuartal III/2019 yang mencapai Rp11,31 triliun, atau turun 52 persen (yoy).

Inilah kenapa dalam rencana bisnisnya, BFIN sedang gencar memanfaatkan peluang bisnis di tengah perbaikan ekonomi makro, termasuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh sebagian kompetitor.

Selain itu, BFIN berencana menyelesaikan seluruh restrukturisasi piutang yang terjadi selama kondisi pandemi sehingga tidak ada perbedaan kualitas antara piutang normal dan restrukturisasi, serta transformasi digital untuk seluruh transaksi dengan penerapan teknologi berbasis data.

"BFI Finance siap untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis yang sempat tertunda karena pandemi serta memaksimalkan peluang dan sektor yang belum terlayani dengan maksimal seperti sektor supply chain," tambah Sudjono.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan bahwa alat berat memang merupakan salah satu sektor andalan penopang bangkitnya multifinance pada 2021.

Ada peluang pembiayaan dari penjualan atau sewa sektor alat berat naik secara konservatif, menilik menggeliatnya sektor konstruksi, pertambangan, agrikultur, dan kehutanan.

Suwandi mengungkap permintaan sektor ini bakal ditopang proyek pemerintah untuk infrastruktur, peningkatan harga komoditas batu bara, nikel, dan emas, serta harga minyak sawit, biodiesel, global CPO price untuk agri. Adapun, sektor forestry yang ditopang tren peningkatan harga dan produksi bubur kertas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini