Berkat Penjualan Lahan Industri, Kinerja Agung Podomoro (APLN) Lampaui Target

Bisnis.com,16 Jan 2021, 14:05 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Proyek Neo Soho Podomoro City besutan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp3,5 triliun pada 2020, melampaui target Rp3 triliun.

Perinciannya, sekitar 89 persen marketing sales tersebut diperoleh dari penjualan 280 hektar lahan industri di Karawang, diikuti oleh penjualan di Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View Cimanggis, dan Podomoro City Deli Medan.

Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas mengatakan realisasi marketing sales 2020 senilai Rp3,5 triliun di luar pajak itu naik 56 persen dibandingkan prapenjualan pada periode yang sama pada 2019 senilai Rp1,9 triliun.

“Nila itu melebihi target marketing sales sekitar Rp3 triliun untuk 2020,” kata Justini dalam keterangan resmi, Kamis (14/1/2021).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020 yang dipublikasikan pada Senin (16/11/2020), emiten berkode saham APLN mencatatkan koreksi pendapatan 1,17 persen menjadi Rp2,88 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp2,92 triliun.

Dilihat dari jenis pendapatan, hanya segmen penjualan yang mengalami kenaikan yaitu sebesar 9,09 persen menjadi Rp2,11 triliun dari sebelumnya Rp1,93 triliun. Segmen penjualan masih menjadi tulang punggung pendapatan APLN dengan kontribusi 73,10 persen.

Tercatat rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp430,24 miliar. Padahal pada akhir kuartal III/2019, pos ini berisi laba Rp81,04 miliar.

Pada penutupan perdagangan Jumat (15/1/2021), saham APLN turun 0,97 persen atau 2 poin menjadi Rp204. Kapitalisasi pasarnya Rp4,63 triliun dengan price to earning ratio (PER) -8,07 kali. Sepanjang 2021 saham APLN berhasil naik 13,97 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini