Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku industri perbankan masih meragukan permintaan kredit sudah lebih baik awal tahun untuk mendongrak kinerja pertumbuhan ke arah positif.
Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk. Herwidayatmo mengatakan perseroan baru mulai mencoba melakukan ekspansi kredit pada awal tahun ini.
Namun, permintaan kredit agresif untuk mendorong pertumbuhan tahunan positif masih belum dapat direalisasikan.
"[Untuk pertumbuhan kredit], positif ya belum. Namun, teman-teman baru mulai gerak lagi," katanya, Senin (18/1/2021).
Herwidayatmo menyampaikan perseroan masih lebih fokus menjaga kondisi bisnis para debitur. Hal ini dilakukan agar kinerja fungsi intermediasi dapat lebih berkelanjutan.
"Kami akan tetap menjaga kinerja tahun ini. Efisiensi kegiatan operasi perbankan pun akan tetap dilakukan dalam batas kontrol manajemen bank yang baik," ujarnya.
Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk. Darwin Wibowo pun mengatakan hal demikian. Dia mengatakan pelunasan kredit dari debitur besar masih cukup kuat awal tahun ini, sehingga masih menggerus baki kredit.
"Mungkin masih terlalu dini [mengharapkan pertumbuhan kredit positif]. Ada sih beberapa pipeline tapi masih sangat dini pada awal tahun ini. Mungkin beberapa bulan lagi baru kelihatan. Namun, tetap kita harus optimis."
Dia menjelaskan banyak perusahaan yang mencoba mengurangi beban dengan membayar utang.
Perseroan pun berharap pemulihan ekonomi dapat lebih cepat sehingga memperbaiki persepsi debitur dalam ekspansi usahanya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengakui ada sejumlah indikator serta kegiatan ekonomi yang mulai meningkat tahun ini dan dapat meningkatkan penyaluran kredit, khususnya modal kerja.
Namun, dia mengatakan kontraksi kredit tahun lalu tergolong sangat dalam dan sulit untuk dapat mengembalikannnya ke tren positif dalam waktu cepat.
"Akhir tahun lalu terkontraksi dan tidak akan dapat membuatnya berbalik dengan cepat. Kita perlu sadari kuartal pertama tahun lalu kredit juga masih tumbuh moderat," sebutnya, Senin (18/1/2021).
Adapun, pertumbuhan kredit pada kuartal pertama tahun lalu ada 7,2 persen secara tahunan. Namun, tren ini justru berbalik arah ke -2,41 persen secara tahunan pada akhir 2020.
Dia menyampaikan perbankan masih akan wait and see dan fokus pada restrukturisasi untuk menjaga kualitas kredit. Ekspansi pada debitur baru bahkan dilakukan dengan sangat ketat, meski modal dan likuiditas tersedia cukup.
Di samping itu, Piter berpendapat tren pelunasan kredit dari masyarakat masih lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan fasilitas kredit baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel