Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR akan dipertahankan pada level 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini.
Sebagaimana diketahui, BI telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sepanjang 2020 hingga menjadi 3,75 persen.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan BI tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga lanjutan, lantaran level suku bunga acuan saat ini sudah rendah.
Bahkan, dia memprediksi suku bunga acuan pada tahun ini akan tetap berada pada level yang rendah, meski cenderung bergerak stagnan.
“Untuk turun sudah terbatas, diperkirakan [suku bunga acuan] flat tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Menurut David, kebijakan BI tersebut mempertimbangkan tingkat inflasi yang akan mengalami peningkatan pada tahun ini sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi.
Namun demikian, untuk tetap mendorong peemulihan ekonomi, dia menilai BI akan tetap memberikan stimulus melalui kebijakan moneter yang longgar.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan suku bunga acuan masih berpotensi turun, terutama pada semester I/2021. Namun ruang penurunan tersebut tidak sebesar tahun lalu.
Menurutnya, beberapa faktor mendukung kebijakan suku bunga tetap rendah, di antaranya likuiditas global yang berlimpah, serta keyakinan perekonomian global dan domestik yang akan mulai berangsur pulih.
Kondisi ini memungkinkan aliran modal masuk ke Indonesia sehingga tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa diminimalkan. Artinya, dalam beberapa wkatu ke depan rupiah akan stabil, bahkan cenderung menguat.
Di sisi lain, Piter memperkirakan inflasi pada tahun ini masih akan berada pada tingkat yang rendah atau berada pada kisaran target 3 plus minus 1 persen, sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional.
“Tahun ini Saya perkirakan BI hanya akan menurunkan suku bunga acuan maksimum 50 basis poin,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel