Bisnis.com, JAKARTA - Bagi PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran), kerja sama menggandeng perusahaan besar bukan hanya cara memitigasi risiko kredit macet, namun juga demi menjaring peminjam (borrower) baru.
Bagi platform peer-to-peer lending, menjalin kerja sama merupakan salah satu cara 'mengintip' kinerja dan kondisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selaku calon borrower. Sebagai contoh, kerja sama dengan e-commerce untuk menilai para borrower kalangan 'pelapak online', bersama aplikasi Point of Sales (POS) digital untuk para borrower pemilik cafe atau restoran, dan banyak lagi.
CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menambahkan bahwa pihaknya memiliki pendekatan yang sedikit berbeda dari platform lain. Hal ini menilik Akseleran mengincar pangsa borrower UMKM yang berada di sektor engineering, infrastruktur, pertambangan, minyak dan gas, dan energi.
"Akseleran banyak menjalin kerja sama supply chain financing dengan anchor corporate, yang kemudian memberikan referensi vendors dan supplier-nya [untuk mendapat pinjaman]. Contohnya, dengan Ancol, MMS Resources, MNC Group, dan lain-lain," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).
Pasalnya, Akseleran banyak melayani borrower yang memilih produk anjak piutang atau invoice financing, dengan persentase hingga 60 persen dari total portofolio penyaluran Akseleran. Adapun, invoice financing berarti pelaku usaha sudah menyelesaikan pekerjaannya namun belum menerima pembayaran dari payor, sehingga butuh suntikan modal cepat untuk arus kas.
Dengan kata lain, menggandeng perusahaan besar selaku payor, merupakan langkah Akseleran menjaring pangsa borrower baru sekaligus menjamin bahwa invoice dari borrower UMKM tersebut aman dan terpercaya.
"Jadi bisa menjaring borrower sekaligus manage risk. Karena kita bisa make sure, invoice atau PO, SPK, kontrak, dari borrower itu tidak bodong karena divalidasi langsung oleh payor yang sudah merupakan partner kita," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Akseleran sudah menggandeng beberapa platform B2B digital commerce, seperti Ralali, Bizzy, dan Bhineka. Selain itu, ada e-commerce Bukalapak, payment gateway macam Midtrans. Terakhir, Akseleran pun ke depan tengah menjajaki kerja sama dengan layanan yang berhubungan dengan perpajakan online demi peningkatan mitigasi risiko.
Pada 2020, Akseleran mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp960 miliar, atau secara kumulatif Rp1,85 triliun sejak perusahaan tersebut berdiri.
Selama tiga tahun beroperasi sebagai perusahaan penyelenggara P2P lending sektor produktif di Indonesia, borrower Akseleran telah menyentuh 2.500 pelaku usaha (UMKM) yang tersebar di 23 provinsi.
Total pendana (lender) ritel mencapai 150.000 orang, tersebar dari Aceh hingga Papua, ditambah 10 lender institusi hasil kerja sama yang mampu berkontribusi 20 persen dari dana yang Akseleran salurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel