Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melihat likuiditas global yang besar dibareng dengan suku bunga yang rendah menjadi pendukung aliran modal asing Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia menegaskan investor yang semula menahan pembelian SBN, kini mulai meningkatkan pembelian.
"Kejelasan likuiditas global yang besar, suku bunga yang rendah serta persepsi risiko yang menurun karena perbaikan ekonomi dan kelanjutan stimulus fiskal di berbagai negara itu kelihatan," ujar Perry, Jumat (22/1/2021)
Kondisi ini tidak terlepas dari sentimen global yang lebih baik akibat vaksinasi yang telah dimulai dan pelantikan presiden baru AS.
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio akan mencapai US$19,1 miliar atau Rp269,3 triliun.
"Ini terbesar di emerging market, kecuali China. Indonesia merupakan juga tujuan utama investasi portofolio Global," kata Perry.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan aliran masuk modal asing pada 2020 yang tercatat mencapai US$9,4 miliar.
Selanjutnya, dia melihat pergerakan dolar AS tidak akan sekuat tahun sebelumnya sehingga akan memberikan perkembangan positif pada nilai tukar.
Rupiah, kata Perry, diperkirakan berpotensi menguat dan bergerak stabil seiring dengan aliran modal yang masuk ke dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel