Bisnis.com, JAKARTA — PT BNI Life Insurance menyatakan bahwa pandemi virus corona memberikan hambatan cukup signifikan bagi pemasaran asuransi melalui kanal bancassurance. Meskipun begitu, perseroan menargetkan pertumbuhan perolehan premi dari kanal tersebut pada 2021.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menjabarkan bahwa kanal bancassurance masih menjadi penopang utama bisnis perseroan. Hal itu tercermin dari kontribusi bancassurance yang mencakup 58 persen dari total premi BNI Life pada 2020 yang berkisar Rp4,6 triliun.
Adanya pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi BNI Life untuk melakukan penjualan melalui kanal bancassurance. Berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau kini bernama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat aktivitas tatap muka menjadi terhambat.
Menurut Eben, kapasitas pemasar khususnya telemarketing berkurang karena hanya separuh karyawan yang bekerja di kantor (work from office atau WFO). Meskipun begitu, BNI Life tetap memasang target optimistis terhadap penjualan melalui kanal bancassurance pada tahun ini.
"BNI Life menargetkan pendapatan premi dari bisnis bancassurance pada 2021 sebesar Rp3,52 triliun, di mana tumbuh 32 persen dibandingkan pencapaian pada 2020 sebesar Rp2,7 triliun," ujar Eben kepada Bisnis, Senin (25/1/2021).
Dia menjelaskan bahwa optimisme itu tidak lepas dari kondisi industri asuransi jiwa secara keseluruhan. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa bisnis bancassurance tumbuh 4 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2020.
Eben menjabarkan bahwa pertumbuhan bancassurance industri itu ditopang oleh kenaikan penjualan bisnis baru premi sekaligus. Namun, terjadi penurunan dari sisi penjualan bisnis baru premi reguler dan kondisi itu akan diantisipasi oleh BNI Life pada 2021.
Untuk mencapai targetnya, perseroan akan mendorong implementasi tele-home dan tele-hybrid dalam pemasaran bancassurance. BNI Life pun, menurut Eben, terus mengembangkan sistem penjualan non-face to face, meningkatkan sinergi dengan PT BNI (Persero) Tbk. selaku induk usaha, dan menggenjot penjualan produk yang memproteksi risiko Covid-19.
Eben meyakini bahwa bisnis bancassurance tetap prospektif meskipun menghadapi hambatan operasional di tengah pandemi. Berbagai tantangan itu setidaknya mampu dihadapi dengan baik pada 2020, sehingga dalam masa pemulihan ekonomi pada 2021 dapat tumbuh lebih agresif.
"Masa pemulihan ekonomi ini menjadi momentum yang tepat untuk mendorong bisnis bancassurance. Kami bersama dengan mitra strategis BNI senantiasa melakukan pengembangan dan penyesuaian dalam melayani dan memenuhi kebutuhan nasabah," ujar Eben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel