Investor Menahan Diri, Pasar Hunian di London Anjlok

Bisnis.com,25 Jan 2021, 11:59 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Residensial vertikal di Chelsea, London, Inggris./Chris Ratcliffe/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan hunian baru di London, Inggris, anjlok karena pemberlakuan lockdown Covid-19 yang menekan permintaan dan mengakibatkan investor menahan diri untuk menanam modal di apartemen.

Penjualan rumah yang baru dibangun mencapai 4.190 pada kuartal keempat tahun lalu, turun 27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, demikian data awal yang dikumpulkan oleh peneliti Molior London.

Angka tersebut berdasarkan transaksi di pembangunan dengan sedikitnya 20 unit, yang sebagian besar merupakan blok apartemen.

Apartemen tidak disukai di ibu kota meskipun terjadi ledakan di pasar perumahan Inggris yang lebih luas, dengan pembebasan pajak sementara dan permintaan yang terpendam meningkatkan pertumbuhan nilai rumah ke level tertinggi dalam 6 tahun.

Pembangunan baru ditunda karena langkah-langkah dukungan untuk pembeli rumah diatur untuk lebih melambat dan lebih banyak warga London menghindari perkotaan yang hidup di tengah pandemi yang berkepanjangan.

“Industri properti tampaknya mengambil pendekatan hati-hati terhadap investasi,” ungkap laporan Molior London.

Perlambatan paling parah terjadi di pusat kota London, pasar yang sangat bergantung pada perjalanan internasional dan "telah tenang selama pandemi", tulis para peneliti.

Wilayah pusat London tahun lalu melihat jumlah terendah dari konstruksi yang dimulai dalam 1 dekade, dan penjualan rumah paling sedikit sejak 2011.

Berdasarkan tingkat transaksi yang disepakati saat ini, diperlukan 2,9 tahun untuk melepas semua rumah yang tidak terjual jika tidak ada pembangunan baru yang dimulai, kata melaporkan.

Sebagai perbandingan, Zona 3 London, yang mencakup lebih banyak daerah pinggiran kota, memiliki rekor penjualan tertinggi kedua tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini