Makamkan 190 Orang Per Hari, DKI Tambah 3,3 Hektar Lahan Kuburan

Bisnis.com,25 Jan 2021, 15:59 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Petugas memakamkan jenazah Covid-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Petugas administrasi TPU Pondok Ranggon mengatakan saat ini jumlah makam yang tersedia untuk jenazah dengan protokol Covid-19 tersisa 1.069 lubang makam dan diperkirakan akan habis pada Oktober apabila kasus kematian akibat Covid-19 terus meningkat./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan bahwa pihaknya telah memakamkan sekitar 190 jenazah per hari di tengah fenomena krisis liang lahat yang terjadi sebulan terakhir. 

“Kita memakamkan protap Covid-19 itu kurang lebih sehari 100 jenazah. Non Covid-19 angka kematian kita makamkan sekitar 90 orang. Jadi ada 190 orang yang harus kita makamkan,” kata Suzi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (25/1/2021). 

Belakangan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membeli lahan seluas 3,3 hektare senilai Rp185 miliar untuk menambal krisis liang lahat tersebut.

Adapun, lahan itu berasal dari lima lokasi yang berbeda yakni di TPU Srengseng Sawah, TPU Bambu Wulung (Bambu Apus) TPU Dukuh, TPU Semper, dan TPU Joglo.

“Jumlahnya dari 5 lokasi itu sekitar 3,3 hektare. Satu petak makam itu memerlukan 3,75 meter persegi. Itu satu petak makam dan sekarang kan kondisinya memang belum ditata, jadi sedikit lagi kita akan tata,” tuturnya. 

Sebelumnya, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Justin Untayana meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera membuka lahan makam Covid-19 baru.

Pasalnya, Anies telah membayar sekitar Rp185 miliar untuk pengadaan tanah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Makam beberapa waktu lalu.

“Saya dapat info bahwa Pemprov DKI sudah membayar sekitar Rp185 miliar untuk pengadaan tanah RTH makam. Kalau tanah untuk makam tersebut sudah dibayar, maka seharusnya segera digunakan untuk masyarakat,” kata Justin melalui pesan tertulis pada Kamis (21/1/2021).

Hanya saja, menurut dia, hingga kini belum ada kejelasan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ihwal realisasi pembayaran tersebut. Selain itu, dia juga menyayangkan Pemprov DKI tidak transparan mengenai lokasi lahan makam yang telah dibeli tersebut.

“Saat Pemprov DKI minta anggaran Rp219 miliar di rapat-rapat DPRD, mereka tidak pernah terbuka mengenai lokasi lahan makam yang akan dibeli. Hingga saat ini pun kita tidak tahu di mana lahan tersebut,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini