Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek) mengincar penyaluran hingga Rp400 miliar pada 2021, salah satunya untuk pelaku usaha yang berkaitan dengan sektor pendidikan.
Pintek sebelumnya dikenal sebagai fintech yang menyalurkan solusi pembiayaan pendidikan untuk siswa atau keluarga selaku peminjam dana (borrower), dalam mengakses jenjang pendidikan atau pelatihan kejuruan melalui program cicilan.
Di samping itu, Pintek juga mengincar pembiayaan sektor produktif kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lembaga atau pemasok sarana-prasarana pendidikan, mendukung investasi mereka dalam infrastruktur dan alat teknologi.
Tommy Yuwono, Co-Founder & Direktur Utama Pintek mengungkapkan, Pintek masih akan fokus menggarap pangsa pasar yang berkaitan dengan sektor pendidikan di 2021. Namun, Pintek berupaya memperluas pangsa sektor produktif sesuai amanat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama bagi UMKM yang telah tergabung dalam Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah).
"Kami akan melebarkan bisnis dengan menggandeng UKM/Vendor SIPLah melalui Pintek Institutions. Kami berharap dapat membantu mereka mengoptimalkan pemenuhan permintaan lembaga pendidikan hingga ke seluruh pelosok negeri," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (27/1/2021).
Seperti diketahui, OJK tengah merevisi Peraturan OJK No 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Nantinya, ada aturan main baru terkait kewajiban penyaluran ke sektor produktif, yang terungkap pasal 38 rancangan beleid tersebut. OJK mengatur bahwa setiap platform wajib memberikan pendanaan kepada sektor produktif paling sedikit 40 persen dari outstanding dalam portofolionya secara bertahap, dengan batas maksimal tiga tahun mendatang.
Tommy menjelaskan Pintek sudah menerapkan skema produktif ini sejak awal tahun berdiri, sesuai misi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan di Indonesia. Pintek menyediakan layanan pinjaman produktif untuk pinjaman modal kerja, hingga pendanaan PO/ invoice financing bagi sekolah, institusi pendidikan, hingga perusahaan/vendor SIPLah, dan seluruh UKM supplier pendidikan untuk mendukung operasional para pelaku usaha.
"Tantangan yang masih kami hadapi lebih kepada pemahaman dari borrower terkait skema pinjaman, hingga proses pelengkapan dokumen. Namun, kami terus berupaya meningkatkan layanan serta membangun komunikasi yang solutif dengan borrower untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan mereka," jelasnya.
Oleh sebab itu, Pintek pada periode 2021 akan gencar melakukan sosialisasi untuk perluasan skema pinjaman B2B dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait dalam pengembangannya. Tommy berharap sektor produktif ini mampu ikut menopang target agresif Pintek yang mengincar pertumbuhan pesat pada 2021.
"Contoh yang menjadi borrower kita itu distributor IT untuk kelengkapan sarana-prasarana IT sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Kami berharap untuk tahun ini, permodalan yang bisa kami salurkan dapat mencapai Rp400 miliar," ungkap Tommy.
Selama 2020, Pintek telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp60 miliar dengan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) terjaga di angka 100 persen.
Pencapaian ini menambah total akumulasi pinjaman yang disalurkan Pintek sejak berdiri menjadi lebih dari Rp100 miliar per Desember 2020, kepada 2.707 borrower. Pintek dibekali modal menjalankan bisnisnya pada 2021 dengan berhasil mendapatkan debt facility sebesar USD$21 juta dari Accial Capital, private debt investor yang berbasis di Amerika Serikat.
Melalui debt facility ini, Pintek dan Accial Capital berharap dapat mempercepat penetrasi pembiayaan pendidikan dan berkontribusi pada ekosistem pendidikan yang lebih terjangkau dan inklusif di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel